Rencana Induk Pengembangan Perguruan Tinggi


(source: http://www.jpss.jp/en/univ/63/3704/)

Salah satu persyaratan pendirian perguruan tinggi baru atau perubahan status PT (dari Akademi, Sekolah Tinggi menjadi Institut atau Universitas) adalah Rencana Induk pengembangan (RIP).  Dalam undang-undang No. 234-U-2000, Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, telah dijelaskan tentang rambu-rambu dan materi pokok yang harus termuat dalam RIP. Sehingga RIP dapat disusun sesuai dengan alur yang diberikan dalam UU 234 atau dapat disusun dengan urutan yang berbeda, tetapi tetap memuat materi pokok yang disyaratkan oleh UU. Penyusunan RIP akan lebih mudah dilakukan oleh PT yang akan melakukan peningkatan status, RIP dapat disusun dari RIP yang telah ada atau dikembangkan dengan melakukan revisi dan penyesuaian.

Berikut ini penjelasan singkat tentang apa yang harus dijelaskan dalam setiap bab atau bagian dalam RIP, pendekatan penyusunan RIP yang digunakan sama dengan UU 234.

BAB I. Pendahuluan (Profil PT)

Pada bab ini dapat menjelaskan tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai-nilai yang dianut oleh PT (Budaya kerja, budaya pelayanan, dan lain-lain).

BAB II. Penyelenggaraan Bidang Akademik.

1. Program Kegiatan

Satuan kegiatan yang berdasarkan peraturan perundangan atau peraturan perguruan tinggi memiliki kewenangan dan tanggungjawab yang mandiri untuk merancang, menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan fungsional pendidikan tinggi dan/ atau disiplin ilmu yang dituangkan dalam kegiatan proses pembelajaran yang mengacu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keperluan pembangunan masyarakat;  Berdasarkan penjelasan tersebut pada bagian ini dapat dijelaskan tentang program-program kegiatan PT, yaitu tentang Tri Dharma, model-model pembelajaran termasuk teknik dan methode penyampaian, dan jumlah sks yang harus diambil oleh mahasiswa.

2. Organisasi Penyelenggaraan

Suatu badan hukum atau pemerintah dalam hal ini Depdiknas,  Departemen lain dan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang  berdasar perundangan yang berlaku dapat menyelenggarakan perguruan tinggi;  Pada bagian Organisasi penyelenggara dijelaskan tentang struktur organisasi PT yang akan didirikan yang sesuai dengan statuta PT, yang terdiri dari unsur pimpinan PT, Fakultas, Jurusan, unsur pelaksana yaitu dosen, dan unsur penunjangan.

3. Sumber Daya Manusia

Tenaga pendidik atau kependidikan dan tenaga penunjang  pendidikan pada perguruan tinggi yang menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan  akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,  mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,  teknologi dan kesenian;  Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan tentang SDM PT (Profil dosen dan karyawan), dan kebijakan tentang peningkatan kompetensi SDM (tugas belajar atau pelatihan). Pada bagian ini dapat juga ditambahkan dengan penjelasan tentang kemahasiswaan (Program-program dikemahasiswaan, keterlibatan mahasiswa, dan pelayanan untuk mahasiswa di PT yang akan kita didirikan).

4. Sarana Akademik

Semua peralatan penunjang pelaksanaan kegiatan akademik perguruan tinggi sebagai persyaratan pendidikan suatu  perguruan tinggi; Ada dua sarana akademik yang dapat dijelaskan, yang pertama sarana akademik untuk pembelajaran dan kurikulum yang dikembangkan. Menjelaskan bahwa Kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan visi dan misi PT dan kebutuhan stakeholders.

5. Kerjasama

Perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama dengan perguruan  tinggi dan/atau lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri yang bertujuan untuk saling meningkatkan dan mengembangkan kinerja pendidikan tinggi yang bekerjasama  dalam rangka memelihara, membina, memberdayakan dan  mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian;  Disini dapat dijelaskan tentang kerjasama kedepan yang akan dibangun oleh PT, misalnya kerjasama dengan industri dan pemerintah, kerjasama dengan PT lain (dibidang tri dharma) baik dalam maupun dari luar negeri.

6. Program Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Penelitian merupakan unsur pelaksana di lingkungan perguruan  tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik untuk  melaksanakan kegiatan penelitian/pengkajian.  Pengabdian kepada masyarakat merupakan unsur pelaksana di lingkungan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut mengusahakan  sumberdaya yang diperlukan masyarakat serta mengendalikan administrasi sumberdaya yang diperlukan;  Dijelaskan tentang organisasi lembaga penelitian dan pengabdian, batasan-batasan dan norma yang dianut dalam penelitian dan pengabidian.  Adapun langkah-langkah yang akan diambil menyangkut diseminsi penelitian, paten dan kerjasama dapat juga dijelaskan.

Bab III. Administrasi Kepegawaian

Pada bagian ini dijelaskan pokok-pokok administrasi kepegawaian di PT yang akan didirikan, seperti; (a) Sistem rekrutmen dan seleksi SDM, (b) Pengelolaan SDM, (c) Peraturan kerja dan kode etik, (d) Pembinaan dan pengembangan SDM, dan (e) Keberlanjutan SDM.

Bab IV. Prasarana Kampus

Sarana  dan  prasarana  merupakan  faktor penting bagi PT. Ketersedian Sarana dan prasarana serta aturan yang penggunannya adalah hal-hal yang bisa dijelaskan. Profile Prasarana seperti jumlah gedung, jumlah kelas, jumlah laboratorium, kantin, dan prasarana olah raga.

Bab V. Pembiayaan

Sumber-sumber penerimaan seperti; biaya pendidikan dari mahasiswa, yayasan, dan dana-dana hibah. Pengeluaran seperti; (a) Biaya operasional yang meliputi: gaji, biaya utility, biaya praktikum, biaya pemeliha-raan, biaya lain-lain. (2) Biaya kemahasiswaan yang meliputi: biaya wisuda, biaya Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), biaya wisuda,  kegiatan Ekstrakurikuler dan biaya lainnya. Semua komponen biaya-biaya tersebut, yaitu penerimaan dan pengeluaran dibuat prediksinya dan disajikan dalam bentuk cash flow.

Bab VI. Tahapan penetapan sasaran dan kuantitatif dalam bidang akademik, organisasi dan ketalaksanaan serta pengembangan kampus.

Bab ini dapat di bagi menjadi dua sub bab. Sub bab pertama adalah Rencana Pengembangan; Pada bagian ini dijelaskan tahapan-tahapan dalam menentukan rencana dan strategi pengembangan. Tahapan-tahapan yang dapat digunakan adalah; (a) Analisa lingkungan internal dan lingkungan external, (b) Analisa SWOT, (c) Tahapan penetapan sasaran dan pengembangan, dan (d) Penentuan strategi pengembangan. Sub bab kedua adalah Kebijakan, Strategi Pengembangan dan Indikator Kinerja PT, meliputi; Bidang pembelajaran, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kemahasiswaan, Sumber Daya Manusia sampai dengan Bidang Penjamin Mutu (Quality Assurance).

Demikian penjelasan dalam urutan dan penyusunan RIP, lebih dan kurang mohon maaf,

Semoga bermamfaat.

Salam Pembelajaran


PENURUNAN JUMLAH MAHASISWA DAN DROP OUT PADA PTS


PENURUNAN JUMLAH MAHASISWA DAN DROP OUT PADA PTS

Penurunan jumlah mahasiswa dan meningkatnya jumlah mahasiswa yang Drop Out pada PTS sangat berpengaruh signifkan terhadap kinerja dan eksistensinya.  Untuk itu PTS sebaiknya melakukan evaluasi diri dengan analisis yang kritis terhadap permasalahan ini. Banyak model analisis yang dapat digunakan untuk melihat, mengelaborasi, dan mencari akar permasalahan serta langkah-langkah strategis yang harus implementasikan.

Model fish bone dan diagram pareto dapat digunakan untuk mencari akar permasalahan dan penyebab utamanya atau dapat menggunakan model L-RAISE (Leadership, Relevance, Academic Atmosphere, Internal management, Sustainability, Efficiency and Productivity) untuk issue yang lebih luas. Analisis in dapat dilanjutkan dengan FORCE FIELD ANALYSIS untuk menentukan alternatif-alternatif langkah-langkah strategis  penyelesaian masalah.

Pada saat ini, hampir sebagian besar PTS mengalami permasalahan tersebut, dimana terjadi penurunan jumlah mahasiswa yang signifkan dan mengalami kesulitan dalam mempertahankan jumlah mahasiswa aktif (peningkatan efisiensi untuk mahasiswa masuk dan lulus pada angkatan yang sama).  Penurunan jumlah mahasiswa ini dapat disebabkan oleh:

  1. Penurunan jumlah mahasiswa yang diterima (mahasiswa baru).
  2. Meningkatnya jumlah mahasiswa yang Drop-Out (pindah, berhenti atau berhenti secara sepihak).

Pada tulisan ini akan didiskusikan tentang fenomena meningkatnya jumlah mahasiswa DO di PTS.  Pada tahap awal PTS dapat melakukan pemetaan terhadap data terhadap jumlah mahasiswa aktif pada setiap semester untuk setiap tahun dan dilakukan analisis untuk melihat trend yang terjadi terhadap data tersebut (jumlah mahasiswa, asal daerah, penghasilan orang tua, dll). Kita akan menemukan pada semester berapakah jumlah mahasiswa terbesar yang DO dan atribut-atribut yang melekat pada mahasiswa tersebut.

Bedasarkan analisis kasar yang dilakukan pada data EPSBED DIKTI, jumlah mahasiswa DO di PTS terbesar terjadi pada:

  • Semester satu ke semester dua, selama ini banyak PTS yang terjebab dengan asumsi bahwa DO terbesar pada semester dua ke tiga, dengan alasan bahwa banyaknya mahasiswa yang pindah ke PTN atau ke PTS lain.
  • Semester akhir, pada semester 5-6 (D3) dan 7-8 (S1). Pada semester ini jumlah mahasiswa DO juga sangat signifikan.

Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis yang berbeda yang harus diimplementasikan untuk kedua permasalahan tersebut.

Langkah-langkah strategi untuk penurunan mahasiswa pada semester satu ke dua

Pada semester awal, dimana seorang mahasiswa mengalami perubahan sistem pembelajaran yang mereka dapat (SMA-Mahasiswa). Dimana seorang Mahasiswa baru yang belum mempunyai motivasi yang baik dan pengetahuan yang cukup tentang program studi yang mereka pilih. Pada kondisi ini program pembelajaran yang diberikan pada mahasiswa seharusnya diatur supaya di senangi oleh mahasiswa serta mereka dapat mengerti dan mengetahui dengan pasti kompetensi yang akan mereka dapat setelah menyelesaikan kuliah.

Langkah-langkah strategis yang dapat diambil adalah:

  • Memberikan bekal yang cukup kepada mahasiswa (mulai dari pelaksanaan ORIES)
  • Memperbaiki kurikulum program studi, khsusnya pada semester awal dengan menempatkan mata kuliah dasar program studi, dan bukan mata kuliah yang sebagian besar pengulangan dari pelajaran di SMA. Dengan tujuan mahasiswa akan semakin mantap terhadap pilihan yang telah mereka lakukan, kompetensi yang akan diperoleh dan profesi masa depan setelah lulus.
  • Memperbaiki dan meningkatkan fungsi dan peranan pembimbing akademik, Peranan PA selama ini hanya sebagai dosen yang melakukan verifikasi harus dilakukan perubahan yang signifikan. PA sebaiknya juga berperan sebagai teman, konselor atau bahkan orang tua bagi mahasiswa.
  • Menyediakan unit konselor khusus bagi mahasiswa yang mempunyai permasalahan non-akademik.
  • Melakukan evaluasi kinerja staf pengajar secara konsisten, dosen-dosen dengan didikasi dan kompetensi yang memadai sebaiknya mengampuh pada matakuliah di semester awal.
  • Menjaga kinerja staf akademik dalam proses pengajaran, yaitu meningkatkan jumlah kehadiran, meminimalisasi jumlah ketidak hadiran dosen di awal-awal semester dan perubahan jadwal kuliah.
  • Melakukan evaluasi terhadap kemampuan dan keahlian mengajar staf akademik khususnya yang mengajar pada semeter 1 dan 2.
  • Menerapkan peraturan akademik secara konsisten (buku pedoman akademik, peraturan akademik)

Strategi untuk Semester akhir pada semester 5-6 (D3) dan 7-8 (S1)

Pada semester akhir mahasiswa rata-rata telah menyelesaikan seluruh mata kuliah yang ada dan tinggal menyelesaikan Tugas Akhir/ Skripsi. Penulisan tugas akhir /skripsi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mengikuti sebuah perkuliahan, sehingga perlu diambil beberapa strategi yang tepat untuk mereka.

Strategi (langkah-langkah) yang dapat diambil antara lain adalah:

  • Melakukan sosialisasi tentang proses dan tahapan-tahapan dalam proses penyusunan skripsi /tugas akhir (Syarat-syarat pengambilan skripsi, kapan batas waktu pemasukan proposal, pendaftaran ujian dan sampai dengan syarat-syarat untuk mengikuti ujian skripsi).
  • Meningkatkan kuantitas dan kualitas pertemuan antara mahasiswa dan Pembimbing (Setiap dosen pembimbing skripsi/tugas akhir mempunyai kelas pertemuan terjadwal selain pertemuan di luar kelas tersebut,  peningkatan kuantitas dan kualitas proses pembingan).
  • Mempersingkat waktu penulisan tugas akhir, Pembimbing skripsi memberikan bimbingan secara optimal kepada mahasiswa.
  • Melakukan evaluasi kinerja pembimbing skripsi secara konsisten dan mencari solusi terbaik terhadap setiap permasalahan yang terjadi.
  • Meningkatkan ketersediaan buku, jurnal dan bahan bacaan yang berhubungan langsung program studi dan topik penelitian.
  • Mengatur rapat/petemuan dengan pembimbing secara regular untuk meningkatkan kualitas dan menyelesaikan masalah yang ada.

Langkah-langkah strategis yang diusulkan diharapkan dapat mengurangi jumlah mahasiswa DO. Tulisan ini hanya hanya dari kaca mata penulis yang sangat terbatas dan hendaknya dapat dijadikan bahan untuk dielaborasi serta didiskusikan dealam mencari solusi yang terbaik pada PTS anda.


Job Placement dan Cooperative Academic Education


Job Placement dan Cooperative Academic Education dalam Upaya Peningkatan Jumlah Serapan Lulusan Perguruan Tinggi

Proses pengembangan program dengan metode job placement dan Cooperative Academic Education merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh PT dalam meningkatkan kompetensi dan daya serap lulusan. Program ini mempunyai beberapa keuntungan dan mamfaat dalam meningkatkan kompetensi lulusan. Program Cooperative Academic Education mensyaratkan bahwa mahasiswa dianggap sebagai tenaga kerja profesional yang bekerja penuh atau paruh waktu sehingga layak mendapatkan kompensasi yang sesuai, mendapat wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan proporsinya sebagai karyawanan perusahaan.

Secara umum, kompetensi yang diharapkan dari lulusan PT yaitu memiliki dua sisi keahlian yaitu hard skills dan soft skills. Hard skill meliputi kemampuan akademis, analitis, dan berbagai keahlian yang spesifik sesuai pekerjaan yang akan diemban. Sedangkan soft skills meliputi kemampuan intra dan antar personal, kecerdasan emosional , dan yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan (change management). Namun sangat disayangkan PT sebagaimana pendidikan formal pada umumnya terlalu berfokus kepada hard skills yang menghasilkan tenaga kerja yang ahli di bidang pekerjaannya, namun terkendala dengan permasalah pengelolaan emosi, hubungan antar individu di tempat kerja, maupun ketidak fleksibelan dalam menangani berbagai perubahan yang terjadi di tempat kerja. Hal ini disebabkan kurang terasahnya soft skills lulusan. Program Job Placements dan Cooperative Academic Education diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan baik hard maupun soft skills.

Implementasi program ini dapat diterapkan pada mahasiswa program S1 yang telah selesai menempuh pendidikan akademis hingga semester 6 (diharapkan telah memiliki kompetensi keilmuan yang memadai). Metode pendidikan yang dilakukan adalah dengan bekerja di suatu perusahaan, industri, atau UKM selama 3-6 bulan pada jeda peralihan semester. Selama mengikuti program, mahasiswa bekerja secara penuh waktu (full-time) dalam kegiatan sebuah perusahaan, industri, atau UKM yang dapat berupa kegiatan dalam jalur produksi atau manajemen atau pun proyek khusus yang disepakati antara Perguruan Tinggi dan perusahaan terkait. Dari pekerjaan yang dilakukan dalam program ini, mahasiswa mendapat kompetensi dan kompensasi keuangan sebagaimana karyawan dalam suatu perusahaan. Program ini diharapkan dapat melengkapi latar belakang akademis dan kemampuan analisis yang didapatkan selama kuliah dengan pengalaman dalam dunia kerja, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang secara akademis berwawasan luas dan sekaligus mampu menjawab tantangan dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja.

Tujuan dari program ini adalah:

  1. Meningkatkan kompetensi lulusan PT (hard skills dan soft skills).
  2. Memperpendek waktu tunggu kerja bagi lulusan karena lulusan telah memiliki pengalaman kerja riil sebelum lulus PT.
  3. Merangsang tumbuhnya wirausahawan/wati dari lulusan PT, karena melalui program ini lulusan dapat menggali ide-ide pengembangan kewirausahaan dengan mengkombinasikan pemahaman keilmuannya yang masih sangat kuat dengan dunia kerja yang lebih nyata.

Manfaat dari program ini adalah:

Mahasiswa;

  1. Mengetahui kompetensi yang dimiliki harus dimiliki dan yang sesuai dengan kebutuhan reel di perusahaan/ industri.
  2. Memiliki pengalaman bekerja secara nyata di suatu perusahaan, industri dan UKM , sehingga soft skills dan hard skills meningkat.
  3. Memberikan kesempatan secara langsung untuk dapat terlibat dengan usaha kecil dan menengah untuk mengasah jiwa kewirausahaan mahasiswa.
  4. Memiliki kesempatan untuk secara lebih nyata melihat relevansi antara kuliah dan dunia kerja.
  5. Memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk mendapat bekerja di perusahaan yang bersangkutan atau perusahaan lainnya berkat pengalaman kerja yang dimiliki, atau menciptakan lapangan kerja sebagai wirausahawan/wati.

Perguruan Tinggi;

  1. Pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan dinamika dunia kerja.
  2. Meningkatkan kemampuan dosen dalam memberikan kuliah yang relevan dengan dunia kerja.
  3. Memiliki hubungan yang makin erat dengan perusahaan/industri untuk mengembangkan program kemitraan lainnya (misalnya; pertukaran pakar, bantuan alat untuk pendidikan, atau konsultasi).
  4. Ikut membantu dalam pengembangkan usaha kecil dan menengah.Perusahaan;

Perusahaan;

  1. Akan memiliki data yang lengkap tentang lulusan yang memiliki potensi untuk direkrut.
  2. Program yang sifatnya jangka pendek (3 – 6) bulan sangat cocok untuk mengisi kebutuhan SDM jangka pendek.
  3. Program perencanaan untuk pengembangan di bidang SDM lebih terarah.
  4. Memiliki hubungan yang erat dengan perguruan tinggi untuk dapat mengembangkan program kemitraan lainnya.
  5. Bagi UKM dapat memperoleh masukan dari akademisi dalam memperbaiki atau mengembangkan berbagai aspek dalam pengembangan usaha.

Gambar Coop

Gambar 1. Manfaat pelaksanaan program

Tahapan-tahapan dalam implementasi Program Job Placement dan Cooperative Academic Education, adalah:

  1. Tahap kesepahaman mengenai Program Job Placement dan Cooperative Academic Education serta pengumpulan informasi perusahaan dalam database PT.
  2. Tahap kesepahaman dan kerjasama dengan perusahaan/ industri tetang Program Job Placement dan Cooperative Academic Education.
  3. Tahap pembekalan bagi mahasiswa yang akan mengikuti program tsb, yaitu memberikan pembekalan kepada mahasiswa mengenai dunia kerja.
  4. Tahap pelaksanaan program, mahasiswa melakukan Cooperative Academic Education di perusahaan dengan pendampingan oleh dosen PT.
  5. Tahap Job Placement, yaitu telah terjalin saling percaya yang sangat kuat antara PT dan perusahaan sehingga pada saat perusahaan membutuhkan tenaga kerja maka posisi tersebut akan langsung diisi oleh lulusan yang direkomendasikan oleh PT.

Manajemen Operasional


Manajemen Operasional

Mata kuliah ini memberikan kompetensi kepada mahasiswa untuk memahami dan menguasai  konsep fungsi dan kegiatan manajemen operasi yang mempunyai efek secara mendalam pada produktivitas perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa yang berpengaruh terhadap kualitas. Tujuannya menjelaskan kegiatan operasi dalam dunia ralistik, dan praktis. Manajemen operasi merupakan paduan dari topik akuntansi, industri perekayasaan, pengelolaan, ilmu manajemen, dan statistik.

Mata kuliah ini menjelaskan tentang  :

  • Introduction to Operations Management,  meliputi :
    Operations and Productivity, Operations Strategy in a Global Environment, Project Management, dan Forecasting.
  • Designing Operations,  meliputi :
    Design of Goods & Services, Managing Quality, Process Strategy, Location Strategies, Layout Strategy, Human Resources and Job Design.
  • Managing Operations,  meliputi :
    Supply-Chain Management, Inventory Management, Aggregat Planning, Material Requirements Planning (MRP) & ERP, Short-term Scheduling, Just-in-Time and Lean Production Systems, Maintenance and Reliability.

Materi terlampir, semoga bermamfaat.

Definisi Manajemen Operasional

Mutu atau Kualitas Produk

Peramalan dan Perencanaan Produksi

Fungsi, Sistem dan Strategi Operasi

Persediaan dan Model Persediaan (Metode ABC, Economic Order Quantity (EOQ), Production Order Quantity dan Quantity Discount)

Pengambilan Keputusan dan Pengembangan Produk (PRODUT LIFE CYCLE dan PRODUCT DEVELOPMENT)

Tata Letak Fasilitas


Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS)


Struktur Organisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja dan produktivitas anggotanya. Karenanya, setiap perubahan struktur organisasi akan memberikan efek kepada anggotanya (karyawan). Desain perubahan tersebut seharusnya mempertimbangkan banyak hal sehingga memberikan efek positif kepada organisasi dalam mencapai visi dan misinya.

Dari sisi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sangat berbeda dengan Perguruan Tinggi Negeri, sehingga didalam mendesain struktur Organisasi sebuah PTS harus mempertimbangankan semua aspek yang ada pada PTS tersebut dan tidak bisa hanya mencontoh atau meniru struktur organisasi PTN.

Dari tiga fungsi tridharma perguruan tinggi, sampai saat ini PTS di Indonesia masih sangat lemah dibidang pengabdian dan penelitian. Beberapa PTS masih fokus pada bidang pengajaran (peningkatan kompetensi lulusan) dan pencitraan karena berdampak langsung kepada jumlah mahasiswa, untuk itu struktur yang di kembangkan harus mengutamakan kedua bidang tersebut.

Pengertian Struktur Organisasi.

Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional (bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal) untuk mencapai tujuan.

Dalam mendesain struktur organisasi, terdapat enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer, yaitu :

  • Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
  • Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
  • Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
  • Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
  • Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
  • Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi)


Value Engineering


Value Engineering (Rekayasa Nilai) atau biasa disebut VE, adalah suatu susunan metode untuk mengurangi biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa mengurangi mutu yang diperlukan atau performa (Performance).

Materi PowerPoint dapat di download dengan link di bawah

FUNCTION, COST, WORTH

Idenstifikasi Kebutuhan Konsumeb (Customer Needs)

Konsep dan Teori Nilai

Kreativitas Desain

Pemilihan Pengembangan Produk

Melaksanakan Study VE


Advance Operation Research


A bound for the number of different basic solutions generated by the simplex method
(Tomonari Kitahara · Shinji Mizuno)
Math. Program., Ser. A (2013) 137:579–586

The Simplex and Policy-Iteration Methods are Strongly Polynomial for the Markov Decision Problem with Fixed Discount
(Yinyu Ye)
MATHEMATICS OF OPERATIONS RESEARCH
Vol. 36, No. 4, November 2011, pp. 593–603

PDF (PPT) Download 

A bound for the number of different basic solutions generated by the simplex method (PPT)


MEMBANGUN CITRA PTS


MEMBANGUN CITRA PTS

(source image : http://m.harvard.edu/photos)

Perguruan Tinggi Swasta adalah sebuah lembaga Pendidikan Tinggi yang harus dikelola secara profesional. Di Indonesia pada saat ini terdapat sekitar 3.124 PTS dan 92 PTN dengan total program studi sebanyak 16.755 program. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaiangan dan kadang-kadang terjadi persaingan yang tidak sehat antara PTS, diperlukan usaha yang keras untuk sekedar bertahan dan apalagi untuk dapat berkembang. Untuk itu PTS sebagai suatu perusahaan jasa harus secara optimal meningkatkan kualitas dan mengkomunikasikan seluruh kegiantannya  sehingga meningkatkan CITRA.  PTS yang sehat dan mempunyai citra yang baik  adalah PTS yang dikenal oleh masyarakat karena reputasinya, dikelola dengan profesional dan bertanggung jawab, dan bermoral.

Perguruan Tinggi Swasta seperti Perguruan Tinggi lainnya mempunyai stakeholder internal, yaitu Mahasiswa, para dosen, karyawan, pemilik. Sedangkan  stakeholder  adalah Orang tua mahasiswa, supplier, pemerintah, organisasi profesi, perusahaan penerima lulusan dan kelompok lain dalam masyarakat.

CITRA PERGURUAN TINGGI

Perguruan Tinggi merupakan perusahaan jasa yang khas dimana pelanggannya lebih khusus dan spesifik. Citra sebuah PTS dapat dilihat berapa besar animo mahasiswa dalam memilih PTS tersebut, seberapa banyak penelitian dan pengabdian yang dihasilkan. Disisi lain Citra dapat terbentu karena bentuk dan status dari PTS itu sendiri. PTS yang berbentuk Universitas dan Institut lebih memiliki citra yang positif dibandingkan dengan sekolah tinggi.

Menurut Kotler (2006) citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Paul R. Smith (1995) “Corporate image is the sum of peoples perceptions of an organization image and perceptions are created through all serce: sight, sound, smell, touch, taste and feeling experinced through product usage, customer service, the commercial environment and corporate communication, it is straightly a result of everything a company does or does not do”.

Faktor-Faktor Pembentuk Citra PTS

Citra Perguruan Tinggi Swasta adalah persepsi seseorang mengenai suatu citra PTS dan persepsi-persepsi ini diciptakan melalui seluruh indera: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, citra rasa dan perasaan yang dialami melalui penggunaan produk (Lulusan, Hasil penelitian, Dosen), pelayanan kepada stake holder, lingkungan komersil dan komunikasi yang dilakukan oleh PTS.

Adapun Faktor faktor yang mempengaruhi citra PTS, adalah :

  1. Manfaat yang telah diberikan atau diterima, oleh stakeholder PTS ( Mahasiswa, para dosen, karyawan, pemilik, perusahaan, orang tua mahasiswa dan kelompok lainnya)
  2. Manfaat yang ditampilkan melalui kualitas atau kuantitas pelayanan
  3. Kemampuan PTS, kebangggaan, nilai nilai kepercayaan, dan kejujuran
  4. Reputasi PTS selama melakukan berbagai aktivitasnya (empati dan prestasi)
  5. Tanggung jawab sosial PTS (moral obligation) terhadap para stakeholdernya.

Sumber:

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_perusahaan
  • Andi Desfiandi., RZ Abd Aziz, 2007,  Analisa Pengaruh Perubahan Status dan Bentuk Perguruang Tinggi, Seminar Nasional Teknologi Informasi Darmajay, Bandar Lampung
  • Koller, Philip & Armstrong, Gary, 2006, Principles of Marketing, Eleventh Edition., Prenctice-Hall, New. Jersey.
  • Kotler. Phillip & Keller, Kevin Lane 2006, Marketing Management, Twelfth Edition, Prenctice-Hall, New Jersey.

PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI DAN PRODI BARU


PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI DAN PRODI BARU

Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan formal yang mengelola pendidikan tinggi, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan Pendirian Perguruan Tinggi adalah pembentukan akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.

Syarat Pendirian Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Usulan pendirian PTS terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan kriteria minimal sebagaimana diatur dalam Kepmen No. 234/U/2000,  No. 232/U/2000, dan Kepdirjen DIKTI No. 108/DIKTI/Kep/2001.

Usulan Pendirian PTS baru saat ini ada dua jalur proses, tahap pertama disampaikan secara off line dengan terlebih dahulu mengisi foormulir 1 s/d formulir 3 yang dapat diunduh melalui http://prodibaru.dikti.go.id dan tahap kedua disampaikan secara on line setelah mendapat user id dan password. Selanjutnya mengisi formulir 4 dan formulir 5 sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan.

Persyaratan Pendirian Perguruan Tinggi yang harus disusun /dipenuhi adalah sebagi berikut:

  1. Yayasan sudah mendapatkan pengesahan dari  Kementerian Hukum dan HAM RI (telah menyesuaikan anggaran dasar sesui dengan undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang  Yayasan
  2. Yayasan tidak dalam konflik internal
  3. Foto Kopi Akta Pendirian Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris yang menyatakan menyelenggarakan Pendidikan Tinggi
  4. Yayasan memiliki lahan, untuk Akademi,  politeknik  dan Sekolah tinggi minimal 5000 m2, Institut  8000 m2  dan Universitas minimal 10000 m2.
  5. Laporan keuangan periode terakhir untuk yayasan yang sudah berdiri lebih 1 tahun. Foto kopi rekening koran 3 bulan terakhir untuk yayasan yang sudah berdiri kurang dari 1 tahun.
  6. Harus melengkapi persyaratan pendirian perguruan tinggi meliputi :
    1. Rencana induk pengembangan (RIP), yang mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi sekitarnya.
    2. Studi Kelayakan, yang mempertimbangkan kepentingan pemerintah, masyarakat, dan industri, serta memperhatikan peta perguruan tinggi dan program studi sejenis yang ada di wilayah sekitarnya.
    3. Sumber pembiayaan;
    4. Sarana dan prasarana;
    5. Penyelenggara perguruan tinggi.
    6. Akta Notaris pendirian yayasan
    7. SK pengesahan/surat penyesuaian, untuk PTS yang melakukan perubahan bentuk (SK Yayasan)
    8. Standar Penjamin Mutu Internal
    9. Rancangan std pendidikan yag sesuai dengan PP no. 19 /2005 ttg  Standar Nasionalisasi Pendidikan

Prosedur Pembukaan Program Studi Baru

Pada prinsipnya mekanisme dan persyaratan usulan pembukaan prodi baru sama dengan usulan pendirian PTS baru, perbedaannya terletak pada status PTS yang bersangkutan. PTS yang mengusulkan adalahPTS sehat yang taat azas dan mematuhi ketentuan yang berlaku. PTS tersebut mempunyai sumber daya yang memadai dan cukup untuk dikembangkan sesuai dengan RIP dan Renstra PTS yang telah disusun.

Download Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Terkait Pendirian PTS dan Prodi Baru