Agile Organisasi


AIR

image sources: http://delphin-indonesia.com/

Organisasi pada saat ini menghadapi tantangan yang sangat berat dalam mempertahankan keunggulan kompetitif dan memperluas pasar dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat. Masa depan yang sangat kompleks yang tidak dapat diprediksi dan tidak stabil adalah tantangan pada saat ini. Strategi-strategi tradisional dalam memenangkan persaingan tidak dapat lagi hanya dengan mengandalkan keunggulan teknologi, produk atau harga. Faktor-faktor ini sangat mudah ditiru oleh pesaing atau bahkan oleh pendatang baru yang baru masuk ke pasar.  Cara terbaik adalah organisasi harus dapat menciptakan keunggulan kompetitif dan dengan cepat belajar serta lentur dalam menghadapi setiap perubahan.  Untuk itu organisasi harus dapat dengan cepat menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan mencari solusi-solusi baru.  Kebutuhannya adalah bagaimana menciptakan respon yang cepat terhadap setiap perubahan kebutuhan pelanggan dan ketidakpastian masa depan.

Dalam menghadapi setiap perubahan organisasi biasanya menghadapi kendala dalam hal sumber daya, terutama kendala teknologi dan sumber daya manusia. Kecepatan beradaptasi, sangat tergantung dapat kemampuan sumber daya manusia. Ide-ide dan inisiatif kreatif dari karyawan serta keterlibatannya sangat diperlukan untuk masa depan. Manajemen menciptakan iklim yang kondusif dan melakukan deregulasi aturan-aturan yang dapat menjadi hambatan, oleh karena itu setiap lapisan manajemen diharapkan dapat dengan cepat dalam pengambilan keputusan yang didasari pada informasi dan kedekatan mereka dengan pelanggan.  Setiap anggota organisasi dapat lebih fokus pada pelanggan mereka dan bukan dengan bos mereka.  Oleh karena itu, sebuah organisasi yang lentur dan berorientasi proses adalah mutlak dalam memenangi persaingan.


CARA PRAKTIS MENYUSUN KURIKULUM


Bagaimana menyusun kurikulum dengan baik? adalah pertanyaan yang selalu muncul ketika kita harus menyusun atau melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang ada, pada tulisan yang lalu telah tersedia bahan-bahan yang dapat digunakan dalam menyusun kurikulum khususnya untuk bidang ilmu komputer (http://rzabdulaziz.wordpress.com/2014/03/02/kurikulum-program-studi-pada-fakultas-ilmu-komputer/).

Ada enam aspek yang menjadi perhatian dalam menyusun kurikulum yaitu :

  1. Visi dan misi serta tujuan perguruan tinggi (PT), Visi dan misi serta tujuan  jurusan / program studi. Warna visi, misi dan tujuan perguruan tinggi, dan jurusan /program studi harus tercermin dalam kompetensi lulusan program studi  yang akhirnya termuat dalam mata kuliah.
  2. Body of knowledge; yang merupakan tubuh dari ilmu pengetahuan itu sendiri, body of knowledge memuat mata kuliah inti yang harus ada dalam suatu kurikulum. Misalnya prodi komputer tentu harus ada mata kuliah Algoritma, Pengantar Teknologi Informasi, dll. Bila prodi Manajemen tentu harus ada mata kuliah Manajemen, Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro, bila prodi Akuntansi harus ada mata kuliah Akuntansi, Akuntasni Biaya, dll.Kurikulum
  3. Reference System; yaitu keinginan dari Perguruan Tinggi (PT) untuk menghasilkan kompetensi lulusannya seperti apa? atau dengan kata lain yaitu kompetensi peminatan dari suatu program studi, atau penekanan kemampuan lulusannya.Kemampuan dan kompetensi dari lulusan yang terdiri dari kompetensi utama, pendukung dan lainnya disusun dalam bentuk bahan-bahan kajian yang muara pada penyusunan mata kuliah.
  4. Environment dan Fasilitas; yaitu suasana lingkungan, dukungan dosen, fasilitas, laboratorium, perpustakaan, tipikal dan kemampuan mahasiswa,  semua pengaruh dari internal.
  5. Demand dan Stakeholder; yaitu kebutuhan dari user / pengguna lulusan, dunia usaha /industri terhadap kompetensi lulusan. Saat ini selain kompetensi bidang studinya, saat ini secara umum dunia usaha pengguna lulusan menginginkan agar tenaga lulusan memiliki attitude yang baik, communication skill, team work ( bisa bekerja dalam tim ), memiliki etiket, dan juga kreatif dan atraktif, semua pengaruh dan kebutuhan eksternal /stakeholder.
  6. Rule dan Regulation; SK Menteri dan peraturan-paraturan yang memuat tentang kurikulum Pendidikan Tinggi..

Yang dimaksudkan dengan Kurikulum, bukan hanya daftar mata kuliah tetapi semua komponen yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang teridiri dari :

  1. Kompetensi lulusan program studi.
  2. Peluang karier.
  3. Substansi / bahan kajian.
  4. Bangunan kurikulum.
  5. Daftar mata kuliah (yang dilengkapi dengan Analisis Pembelajaran, Satuan Acara Perkuliahan).
  6. Distribusi mata kuliah dan  tabel mata kuliah persemester.
  7. Mekanisme proses pembelajaran di kelas dan laboratorium.
  8. Sistem evaluasi.
  9. Fasilitas utama dalam proses pembelajaran.
  10. Tenaga dosen, persyaratan akademis dan keahlian dosen.

 

*Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi Dikti (Pdf) (BUKU KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI).

*Cara praktis menyusun kurikulum (Pdf) (CARA PRAKTIS MENYUSUN KURIKULUM).


Khutbah Jum’at


31 Oktober 2014 adalah hari yang bersejarah karena pada Jum’at yang penuh berakoh ini, telah mendapat kepercayaan untuk pertama kali menjadi khatib dan imam. Terbesit rasa khawatir, gugup dan takut, tapi …..  ini adalah sebuah kesempatan untuk belajar dan memulai sesuatu yang telah lama terpendam dalam hati. Kesempatan ini merupakan salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, dan nikmat-nikmat yang lain karena tinggal di Negeri yang mana Muslim menjadi minoritas. Segala Puji bagiMu ya Rabb, jadikanlah hambah sekeluarga dan anak cucu hambah menjadi hambah-hambahMu yang soleh-soleha dan pandai bersyukur.

Setelah mencari-cari bahan, untuk khutbah akhirnya menggunakan bahan berikut untuk pembuka dan penutup khutbah pertama dan kedua.

Khutbah Pertama

Bacaan pembuka khutbah pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:

يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Bacaan penutup khutbah pertama

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah Kedua

Pada khutbah kedua, langsung membaca doa yang diawali dengan bersholawat kepada Rasulullah SAW dan diteruskan dengan doa dan bacaan  penutup  khutbah kedua

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 

*Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kepada Allah mari kita sama-sama memohon ampun.


PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PERGURUAN TINGGI


(File download pdf, semoga bermanfaat: Penyusunan Program Kerja Perguruan Tinggi)

IMG_1015

Pada tulisan yang terdahulu, telah didiskusikan bagaimana menggunakan Fish-bone, diagram Pareto dan L-RAISE (Leadership, Relevance, Academic Atmosphere, Internal management, Sustainability, Efficiency and Productivity) untuk menggali dan mencari akar permasalahan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi.  Dengan ditemukan akar permasalahan yang sesungguhnya dan dengan penyusun program kerja yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu program peningkatan kinerja sebaiknya disusun dan ditentukan setelah melakukan analisa dan mengexplore beberapa faktor yang terkait, seperti:

  •  Evaluasi pencapaian kinerja tahun akademik – Evaluasi ini dapat dilihat dari pencapaian indikator kinerja tahun akademik sebelumnya. Dari nilai indikator yang ada akan terlihat, apakah target yang ditentukan telah tercapai atau belum, sehingga dapat dicari kendala-kendala dan hambatan yang menyebabkan indikator tersebut tidak dapat mencapai target. Ini sebaiknya mendapat perhatian penuh pada program tahun berikutnya. Indikator-indikator ini seperti, perkembangan jumlah mahasiswa, jumlah mahasiswa DO, hasil monitoring (kuesioner mahasiswa, jumlah kehadiran dosen, tingkat kepuasan stakeholders).
  • Analisa kajian internal – Analisa internal dilakukan karena beberapa PTS dapat melakukan perubahan struktur organisasi, jumlah dosen dan tenaga administrasi, fasilitas atau perubahan lainnya yang dilakukan seiringan dengan peningkatan kapabilitas PT dalam menghadapi persaingan dan menangkap peluang. Harapan dari perubahan struktur organisasi dan lainnya di PTS adalah dapat melakukan peningkatan kinerja, efisiensi dan efektifitas dari seluruh sivitas akademika. Sejalan dengan perubahan ini maka kajian internal harus dilakukan. Kajian Internal dapat meliputi : Organisasi penyelenggara, Sumber daya manusia (Dosen dan tenaga pendukung), Kemahasiswaan, Sumber daya pendukung (seperti sarana akademik pembelajaran, penyediaan dan penggunaan teknologi informasi), Sumber daya keuangan, Kerjasama dengan pihak ketiga, dan Penelitian serta Pengabdian.
  • Analisa kajian eksternal – Perubahan dari sisi politik, ekonomi, sosial dan IPTEKS dalam masyarakat, baik nasional maupun iternasional harus juga menjadi perhatian dalam menyusun program kerja tahun berikutnya. Seperti : Perubahan kondisi perekonomian daerah dan nasional, Perubahan peraturan dan perundangan serta kebijakan pemerintah, Globalisasi, Perkembangan teknologi, dan Pergeseran permintaan kualifikasi dan kompetensi lulusan PT.
  • Analisa SWOT – Analisa ini sangat popular dan banyak digunakan dalam menyusun rencana kerja dan strategis. Program kerja sebaiknya dikembangkan melakukan analisis Sterngth, Weakness, Opportunities, and Threats (SWOT) terhadap kondisi internal dan eksternal.

 Berikut ini adalah contoh beberapa program peningkatan kinerja yang dapat disusun.

1. PENINGKATAN KUALITAS DOSEN DAN PROSES PEMBELAJARAN

Program ini dapat dilihat dari banyak faktor, mengapa peningkatan kualitas dosen dan proses pembelajaran adalah salah satu program yang sangat penting dan berdampak secara signifikan terhadap kompetensi lulusan dan posisi PT. Program-program yang disusun sebaiknya selalu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi dosen dalam proses pembelajaran dikelas dan laboratorium.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Memberikan kesempatan dan fasilitas kepada dosen yang akan study lanjut.
  • Memberikan kesempatan dan fasilitas dosen untuk memperoleh sertfikasi keahlian dibidangnya.
  • Mendorong dosen untuk dapat menjadi pemakalah pada Seminar Nasional dan International.
  • Memberikan kesempatan bagi dosen muda untuk magang di kelas dosen senior.
  • Pengembangan Metode Pembelajaran, Penguatan Content, dengan Pelatihan Pembuatan Buku ajar dan Bahan Ajar.
  • Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga menjadi competitive advantage.
  • Pengembangan program Unggulan di masing-masing Program Studi, sehinggan menjadi centre of excelence.
  • Pengembangan Konsep Kelas Unggulan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa unggulan dan meningkatkan suasana akademik.
  • Studi banding atau magang dengan PT lain.

2. PENINGKATAN FUNGSI MONITORING DAN EVALUASI

Implementasian program monitoring akan sangat bermanfaat dalam pemantauan jalannya organisasi, program ini dapat melibatkan semua bagian dan unit yang ada, mulai dari self-evalausi, internal audit sampai dengan audit eksternal.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Penerapan sistem penjamin mutu PT.
  • Penerapan sistem ISO 9001:2000
  • Peningkatan pengawasan terhadap proses pembelajaran dan pelayanan administrasi.
  • Monitoring materi SAP oleh Jurusan dan peer dosen.
  • Peningkatan dan pengawasan kesuaian materi ajar dengan SAP oleh Jurusan.
  • Audit internal.
  • Audit eksternal.

3. PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS MAHASISWA BARU

Program peningkatan kuantitas dan kualitas mahasiswa baru harus dilakukan secara berkesinambungan, promosi dengan memperkenalkan program-program unggulan dan pencapaian yang telah di capai ke masyarakat. Dengan demikian akan semakin banyak calon mahasiswa baru yang tertarik untuk bergabung, sehingga proses seleksi (keketatan persaingan) semakin baik, dengan sendirinya kualitas mahasiswa baru akan meningkat.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Penyusunan materi roadshow, kunjungan dan pameran di SMA.
  • Mengadakan Seminar dan Lomba Nasional yang melibatkan seluruh Pelajar di SMA atau sederajat.
  • Mengadakan seminar-seminar dan pengabdian masyarakat yang pesertanya Pelajar dan Guru SMA.
  • Mengadakan bakti sosial dan pengabdian ke desa-desa dan kecamatan.
  • Mengadakan sosialisasi dan pameran pendidikan.

4. MENGEMBANGKAN DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN INTERNAL

Pengembangkan organisasi dan manajemen yang memiliki standar kerja, peraturan-peraturan yang baku serta dipahami dan dimengerti oleh semua anggota organisasi (sivitas akademika darmajaya) adalah kunci keberhasilan organisasi.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Penyusunan standard operation procedure (SOP).
  • Re-engineering process business.
  • Re evaluasi RIP dan Renstra.
  • Re evaluasi program-program yang telah dijalankan.
  • Re evaluasi program MOU dan MOA dengan Stakehoulder.
  • Digitalisasi Perpustakaan khususnya e-jurnal dan e-book untuk textbook yang menjadi rujukan.
  • Optimalisasi dan implementasi Sistem Informasi Terpadu (SIT).
  • Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga menjadi competitive advantage.

5. PENINGKATAN SUASANA AKADEMIK

Program ini dikembangan dengan tujuan peningkatan serta semakin baiknya suasana akademik. Peningkatan suasana akademik akan berdampak secara signifikan pada peningkatan kualitas dan kompetensi sivitas akademika serta motivasi belajar mahasiswa.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Mengadakan dan Mengikuti perlombaan ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu. Jurusan bekerjasama dengan Himpunan dan bagian terkait membentuk kelompok-kelompok studi dan mahasiswa binaan.
  • Melakukan Benchmarking dan Study Banding dgn perguruan tinggi lain, serta aktif melakukan kerjasama research dan pengabdian.
  • Melibatkan mahasiswa dalam penelitian-penelitian dosen.
  • Mengadakan kegiatan-kegiatan akademik maupun non akademik yang melibatkan mahasiswa secara aktif.

6. PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS PENELITIAN, PENGABDIAN SERTA OUTPUT PT.

Perkembangan IT dan pemamfaatannya  dalam mengoptimalkan usaha peningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan. Kegiatan-kegiatan yang disusun sebaiknya bermuara kepeningkatan kompetensi dosen dalam penelitian, peningkatan kualitas dan kuantitas penelitan dan pengabdian, disini juga termasuk Ouput PT secara keseluruhan seperti buku, paten dan lain-lain.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Mengadakan workshop dan perlatihan penyusunan proposal penelitian dan pengabdian.
  • Mengadakan perlatihan tentang pengajuan paten.
  • Mengadakan penulisan buku ajar dan textbook.
  • Penerbitan junal ilmiah dan pelatihan penulisan jurnal ilmiah
  • Mengadakan kerjasama penelitian dan pengabdian.

7. PENINGKATAN FUNGSI DAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK (PA), KONSELING DAN KEPEDULIAN KEPADA MAHASISWA.

Pembimbing akademik (PA) dan unit konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu mahasiswa menyelesaikan studinya secara cepat dan seefisien mungkin, sesuai dengan kondisi dan potensi individual mahasiswa. Disisi lain PA dan konseling akan dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada mahasiswa dalam meningkatkan potensinya serta diharapkan juga akan dapat menurunkan jumlah mahasiswa yang drop out (DO)

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Pemberian Pembimbing da sosialisasi peran dan fungsi PA.
  • Mengadakan pertemuan antara Jurusan dengan Mahasiswa setiap angkatan.
  • Mengadakan pertemuan antara Jurusan dengan Mahasiswa Akhir.
  • Memantau proses pembimbingan dan pendampingan oleh PA dan unit konseling.
  • Bagian Konseling membuka kelas keluhan dan diskusi antara mahasiswa dengan pimpinan.

8. PENINGKATAN NILAI AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN AKREDITASI INSTITUSI

Nilai akreditasi, baik itu akreditasi program studi ataupun institusi sampai dengan saat ini masih menjadi tolak ukur di masyarakat akan kualitas sebuah program studi di perguruan tinggi.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Pelatihan penyusunan borang akreditasi program studi dan institusi.
  • Pedampingan penyusunan borang akreditasi untuk akreditasi ulang program studi yang mendapat nilai yang belum baik dan re-akreditasi .
  • Pedampingan penyusunan borang akreditasi Institusi.

Kurikulum Program Studi pada Fakultas Ilmu Komputer


Kadang-kadang kita mengalami kesulitan dalam penyusunan kurikulum, khususnya bagi kita pengelola Pogram Studi pada Fakultas ilmu Komputer. Berikut ini adalah bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai benchmark ketika menyusun kurikulum. 

  • ACM 2005 (Computing Curricula 2005), covering undergraduate degree programs in
    • Computer Engineering
    • Computer Science
    • Information Systems
    • Information Technology
    • Software Engineering
  • ACM-IS 2010 (Curriculum Guidelines for Undergraduate Degree Programs in Information Systems)
  • ACM-CS2013 (Curriculum Guidelines for Undergraduate Degree Programs in Computer Science)
  • Kurikulum Inti Informatika dan Komputer (APTIKOM 2003)
  • Pemetaan Standard Profesi Bidang Informatika

Bahan Download

Semoga bermamfaat.


Self-Organization (Belajar dari Proses Biologi dan Alam)


Self-Organization adalah sebuah fenomena yang sangat kompleks dengan berbagai tahap dan pola yang berbeda. Pada saat ini tidak ada satu definisi yang pasti untuk Self-Organization. Tapi ada banyak definisi yang menggambarkan karakteristik tertentu, pengaruh dan bentuk dari Self-Organization.

Self-Organization systems biasanya yang mengandung sejumlah besar komponen atau bagian yang saling berinteraksi dengan satu sama lain dan dengan lingkungannya. Tantangan utama dalam mempelajari self-organization adalah memahami bagaimana sistem ini berkerja untuk menghasilkan pola yang kompleks sehingga dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan yang ada.  Untuk itu mengetahui bagaimana interaksi antara komponen Self-Organization dapat dipelajari dengan cara memepelajari bagaimana proses positive feedback dan negative feedback dihasilkan.

Self-Organization di Proses Biologi dan Alam

Di lingkungan kita ada banyak contoh dari Self-Organization. Beberapa yang ada seperti kawanan lebah, kelompok ikan, sarang yang berkelompok dari ikan atau burung, kawanan domba, pola kulit zebra dan banyak contoh lainnya.

Lebah Madu (Honeybees)

Honey bee swarm collection in Hampshire

http://www.hampshire-waspcontrol.co.uk/

Mempelajari Koloni lebah madu adalah melihat bagaimana lebah-lebah ini melakukan tugasnya masing-masing masyarakat  dengan fungsi yang terdistribusi dengan baik tanpa memerlukan system organizer yang terpusat.

Sistem pengambilan keputusan dan tim pada lebah madu sangat lentur (agile). Untuk membentuk tim menjadi sangat Agile, adalah sangat penting mengembangkan naluri yang memberikan tanda antar lebah pekerja dan kapan harus tunduk serta didikte oleh Lebah Ratu.

Kelompok ikan (Fish shoaling and Schooling)

Di alam kita sering melihat sekelompok ikan yang tinggal dan berenang bersama-sama, jika kelompok ini tebentuk dengan alasan sosial maka dikatakan shoaling (seperti bersarang bersama-sama (colonial nesting)). Kelompok ini berenang ke arah yang sama secara terkoordinasi, mereka melakukan yang dikatakan schooling. Ikan memperoleh banyak manfaat dari perilaku shoaling termasuk pertahanan terhadap predator. Dalam pertahanan ini setiap individu mengikuti aturan sederhana yang selalu menjadi sinyal bagi kelompoknya.

Bagaimana Organisme memperoleh Informasi dan Bekerja

Fish Schooling (http://globalpolicyinbrief.blogspot.jp)

Interaksi internal dalam kelompok hewan biasanya melibatkan transfer informasi antara individu. Informasi dapat mengalir antara komponen dalam kelompok melalui dua jalur yang berbeda yaitu sinyal dan isyarat. Sinyal adalah stimulus yang dibentuk oleh seleksi alam yang berperan untuk menyampaikan informasi, sedangkan isyarat adalah stimulus yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara kebetulan. Interaksi dalam sistem self-organized berdasarkan kedua sinyal dan isyarat. Informasi yang disampaikan melalui sinyal sangat mencolok dan jelas, karena seleksi alam telah membentuk sinyal menjadi display yang kuat dan efektif, sedangkan transfer informasi melalui isyarat seringkali lebih halus dan berdasarkan rangsangan insidental dalam lingkungan sosial dari suatu organisme.

  • Informasi yang dikumpulkan dari teman dalam kelompok. Dalam banyak sistem self-organized, konsep ini bekerja dengan prinsip bahwa individu dapat berfungsi secara efektif dengan informasi yang diperoleh dengan hanya memantau teman terdekat mereka. Sebagai contoh, kelompok ikan atau yang disebut dengan fish schools, koloni bersarang bersama-sama pada burung laut dan singkronisasi berkedip antara kunang-kunang. Dalam fish schools setiap individu mengikuti aturan perilaku yang menjadi sinyal untuk menjaga kelompok berenang mereka:
    • Selalu bergabung dengan kelompok ikan terbesar (tetap bersatu)
    • Jika terlalu dekat, menjauh (menghindari tabrakan)
    • Berenang dengan arah yang sama
  • Informasi dari Work in Progress (stigmergy).

    Stigmergy (http://www.cpartikel.com/)

    Konsep ini bahwa koordinasi informasi melalui komunikasi tidak langsung antara individu-individu, komunikasi dilakukan melalui media pekerjaan yang sedang berlangsung dengan memonitor kemajuan konstruksi dan memberikan instruksi. Dalam studi serangga sosial (seperti rayap), yang dikenal dengn stigmergy, yaitu istilah telah digunakan untuk menggambarkan aktivitas bangunan rekursif pada serangga sejenis rayap. Dalam membangun sarang, serangga pekerja stigmergic itu adalah berkomunikasi dengan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan atau hasil pekerjaan teman satu sarang, untuk menekankan bahwa pekerja mengandalkan informasi yang berasal dari lingkungan dan bukan langsung dari sesama pekerja. Dengan demikian koordinasi tugas dan peraturan konstruksi tidak bergantung langsung pada para pekerja, tetapi pada konstruksi sendiri, dan dipandu oleh hasil pekerjaan tersebut.

References

  1. Camazine, Scott, ed. Self-organization in biological systems. Princeton University Press, 2003.
  2. Francis Heylighen, Stigmergy as a generic mechanism for coordination: definition, varieties and aspects, ECCO Working paper 2011-12.
  3. Katalinic, B., Cesarec, P. Stopper, M., Kettler, R. Self- Organizing System in Nature and Technology, 7th International DAAAM Baltic Conference Industrial Engineering, Tallin, Estonia, 2010
  4. Simon Garnier., Jacques Gautrais., Guy Theraulaz, The biological principles of swarm intelligence, International journal of Swarm Intell, Vol 1 (2007) 3 – 31.
  5. *** http://en.wikipedia.org/wiki/Self-organization, Accessed on: 2014-02-08

Ada dimana kita? (Posisi Jurusan dan Perguruan Tinggi)


Posisi

Gambar 1. Posisi Jurusan X

Mengetahui posisi Perguruan Tinggi yang kita kelola merupakan bagian penting dalam menentukan langkah-langkah strategis yang akan diimplementasikan. Analisis SWOT yang terdiri dari analisis internal (kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses)) dan analisis eksternal (peluang (opportunities), dan ancaman (threats)), merupakan tools yang dapat digunakan untuk menganalisis posisi PT kita.

Dalam setiap hibah DIkti atau borang Akreditasi kita selalu diminta untuk melakukan evaluasi diri (self-evaluation) dan diminta untuk melakukan analisis SWOT setiap komponen PT, yang menjadi pertanyaan adalah:

  1. Sejauh mana kita serius dalam melakukan evaluasi diri (self-evaluation (SE)), sehingga kita mengetahui kondisi yang sebenarnya.
  2. Apakah evaluasi diri yang dilakukan valid dan credible, jangan-jangan kita hanya melakukan copy-paste dari PT lain.
  3. Apakah hasil evalausi diri, dijadikan bahan dalam menentukan strategi pengembangan.

Penentuan strategis pengembangan dalam rencana strategis (renstra) PT adalah tahapan-tahapan yang akan diimplementasi dalam mencapai aim and vision dari lembaga. Jika SE tidak dilakukan dengan serius sehingga hasilnya menjadi tidak valid, menggapai tujuan dan visi tersebut hanya akan menjadi khayalan.

Di dalam buku panduan penyusunan borang Akreditasi, SE terdiri dari tujuh standar, yaitu:

  1. Visi, misi, tujuan, dan sasaran
  2. Tatapamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, penjaminan mutu, dan sistem informasi
  3. Mahasiswa dan lulusan
  4. Sumberdaya manusia
  5. Kurikulum, pembelajaran dan  suasana akademik
  6. Pembiayaan, sarana, dan prsarana
  7. Penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama

Dengan mengisi borang standar-standar tersebut (untuk keperluan renstra. borang diisi dengan valid, karena kadang-kadang untuk akreditasi SE di make up),  posisi PT atau jurusan akan didapat dan diketahui. Dari pengalaman para penyusun rentra PT,  SE untuk hibah lebih baik dari pada untuk Akreditasi. SE yang valid akan memudahkan para pengambil keputusan di Perguruan Tinggi dalam pengambilan keputusan dan terhidar dari kesalahan-kesalahan. Berdasarkan standar-standar SE kita dapat menanyakan kepada para stakeholder (internal dan eksternal), value yang dirasakan oleh mereka terhadap pelayanan yang telah diberikan. Langkah-langkah menentukan posisi dapat dilakukan dengan identifikasi atribut-atribut yang ada pada stakeholder  dengan standar SE. Pertama-tama kita dapat bertanya kepada stakeholder:

  • Apakah visi-misi dan tujuan kita telah menjawab kebutuhan mereka?
  • Apakah Struktur organisasi dan tatapamong telah dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder?
  • Value apa yang bisa didapat Stakeholder dari PT kita?
  • Mengapa mereka (mahasiswa dan stakeholder lainnya) memilih PT kita?
  • Apa saja kelebihan keuanggulan PT kita dibandingkan dengan PT lain?

Kita dapat menuliskan daftar jawaban dari semua value dan atribut yang bisa diberikan pada para stakeholder. Gambar 1 adalah contoh posisi jurusan X di lihat dari dimensi Mutu Akademik dan Content dengan Mutu Layanan dan Operasi, berdasarkan contoh terserbut kita dapat dengan mudah mengatahui posisi jurusan atau bahkan PT kita.


Pengembangan Potensi Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Berbasis Inkubator Industri


Perguruan tinggi diharapkan bukan hanya menghasilkan lulusan yang memiliki kompetesi tetapi juga jiwa kewirausahaan. Pada kenyataannya bahwa hanya sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan tersebut. Disisi lain, tingkat pertumbuhan ekonomi berdampak pada tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan, tetapi pertumbuhan tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja. Dalam kondisi seperti ini, lulusan perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja, keduanya memerlukan jiwa kewirausahaan. Oleh karena itu, berbagai inovasi pembelajaran di perlukan untuk dapat menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan.

Pada saat ini sebagian kecil lulusan PT yang telah memiliki jiwa kewirausahaan adalah mereka yang berasal dari keluarga pengusaha atau pedagang. Pada kenyataannya kewirausahaan adalah merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan seseorang tercermin pada berbagai hal misalnya kemampuan kepemimpinan, kemandirian (termasuk di dalamnya adalah kegigihan), kerja sama dalam tim, kreatifitas, dan inovasi. Salah satu kemungkinan penyebab lemahnya jiwa kewirausahaan lulusan perguruan tinggi ini ditengarai oleh proses pembelajaran di perguruan tinggi yang masih terbatas pada teori semata dan belum secara terkondisi membangun jiwa kewirausahaan tersebut dalam kegiatan nyata industri dan dunia kerja. Penyebab lainnya adalah perkuliahan masih bertumpu pada cara pembelajaran Teacher Center yaitu dosen sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Cara pembelajaran ini terbukti menghasilkan lulusan yang tingkat kemandiriannya rendah.

Industrial Incubator Based Learning (IIBL)

Proses pembelajaran berbasis inkubator industri (Industrial Incubator Based Learning=IIBL) menawarkan sebuah model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi jiwa kewirausahaan mahasiswa. IIBL dirancang sebagai usaha untuk mensinergikan teori (30%) dan praktek (70%) dari berbagai kompetensi bidang ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan (tabel 1). Inkubator industri dan dunia kerja dijadikan sebagai pusat kegiatan pembelajaran dengan suasana atmosfir bisnis yang kondusif yang didukung dengan fasilitas laboratorium yang ada di PT. Mahasiswa dilibatkan secara langsung mulai dari proses perencanaan awal sampai prototype produk dan pembuatan business plan. Dosen berperan sebagai pembimbing selama proses pembelajaran IIBL berlangsung, sedangkan mahasiswa berperan sebagai obyek yang akan bangkitkan jiwa kewirausahaannya.

Tabel 1. Kegiatan, Tutor dan Partisipan

Kegiatan Persentase Tutor Partisipan
Perkuliahan, motivasi dan sharing pengalaman 30% Dosen – Praktisi Mahasiswa
Praktek di Inkubator Industri (Prototyping dan Business Plan) 70% Dosen – Praktisi Mahasiswa
Kompetisi prototype, Bussines Plan dan Feedback Dosen Mahasiswa

Proses pembelajaran ini mencoba membangkitkan jiwa kewirausahaan mahasiswa yang diekspresikan dalam 5 aspek yaitu Kepemimpinan, Kemandirian, Kerja sama dalam tim, Kreativitas dan Inovasi. Model program pembelajaran berbasis inkubator industri atau Industrial Incubator Based Learning (IIBL) ditunjukkan pada gambar 1.

iibl

Gambar 1. Model Pembelajaran IIBL

 

Tahapan Implementasi IIBL

Langkah-langkah implementasi IIBL ini adalah sebagai berikut:

  1. Langkah ke-1: Membagi peserta kuliah ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 mahasiswa. Setiap kelompok memilih salah satu anggota menjadi ketua kelompok (Team Leader).
  2. Langkah ke-2: Dosen memberikan perkuliahan tentang kewirausahaan.
  3. Langkah ke-3: Dosen tamu dan praktisi industri berbagi pengalaman bagaimana membangun usaha dan memberikan motivasi kepada mahasiswa.
  4. Langkah ke-4: mahasiswa diajak berkunjung ke laboratorium sendiri (banyaknya sesuai kebutuhan) dan ke industri lokal /dunia kerja  yang dipilih bersama mahasiswa.
  5. Langkah ke-5: Mahasiswa mulai masuk inkubator. Di inkubator ini, setiap kelompok mahasiswa dengan didampingi dosen mulai membuat prototype produk atau usaha yang dipilih berdasarkan kebutuhan pasar dan menyusun Bussines Plan.
  6. Langkah ke-6: Kompetisi prototype dan Bussines Plan di jurusan dan antar jurusan.
  7. Langkah ke-7: Pihak PT memberikan bantuan pemodalan untuk implementsi usaha, atau menawarkan prototype atau Bussines Plan pemilik modal.

  Daftar Pustaka

  1. Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger., Product Design and Development., Edisi Kedua, McGraw-Hill, 2000
  2. Sasmoko, Evaluasi Proses Pembelajaran Sebagai Kontrol Kualitas di Lembaga Pendidikan yang Otonom, Makalah Penelitian, 2001
  3. Tontowi, Aliq, Sriasih, Subagyo, Ramdhani, dan Aswandi., Pembelajaran Berbasis Inkubator Industri (Industrial Incubator Based Learning/IIBL) sebagai Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Klaster Teknologi Industri, Makalah Penelitian Universitas Gajah Mada, 2004
  4. Umar Husien., Studi Kelayakan Bisnis (Manajemen, Metode, dan Kasus), Gramedia Pustaka Utama, 1999
  5. Zainuddin M., Mengajar di Perguruan Tinggi, Buku ke-empat, Pusat  Antar Universitas untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktifitas Instruksional Dirjen DIKTI Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997


Peningkatan Pengelolaan Perguruan Tinggi Swasta


Peningkatan pengelolaan perguruan tinggi memegang peranan terpenting untuk dapat menjamin keberlangsungan dan eksisten sebuah PTS, adalah salah satu jalan untuk dapat menjadi PTS yang baik dan diperhitungkan di Indonesia.  Oleh karena itu PTS harus menggunakan segala energi dan sumber daya yang ada untuk selalu berusaha melakukan peningkatan pengelolaan organisasinya.

Pada dasarnya pengelolaan PT adalah proses bagaimana meningkatkan produktivitas dan efisiensi pada proses, konten dan sumber daya yang ada. Variabel-variabel keputusan dalam pengelolaan PT sebaiknya diturunkan menjadi variabel yang lebih terukur, sehingga akan menjadi lebih mudah dalam proses perbaikan dan mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai.

Salah satu teknik untuk menganalisa dan mencari variabel keputusan dan akar permasalahan serta penyebab utamanya adalah dengan fish bone dan diagram pareto, atau dapat menggunakan model L-RAISE (Leadership, Relevance, Academic Atmosphere, Internal management, Sustainability, Efficiency and Productivity) . Gambar di bawah adalah contoh bagaimana menggunakan fish bone sebagai alat dalam mencari variabel keputusan dan akar permasalahan serta penyebab utamanya.

Gambar

Gambar 1. Variabel-variabel peningkatan pengelolaan PT

Berdasarkan gambar diatas variabel-variabel keputusan dapat diturunkan dan kemudian dicari akar persamalahan serta penyebab utamanya dari sistem yang sedang berjalan.