Kategori: Manajemen Perguruan Tinggi
ETC, TOL DI JEPANG
Jalan tol di jepang menggunakan sistem ETC, dimana sistem ini sangat membantu dalam menguraikan kemacetan di gerbang tol.
Menurut sebuah studi kemacetan lalu lintas di jalan tol, kemacetan terberat terjadi di dekat gerbang tol, di mana mobil harus berhenti sebentar untuk membayar tol. Dengan demikian, penyebab utama dari kemacetan lalu lintas di jalan tol dapat dihilangkan dengan menciptakan sistem yang memungkinkan mobil untuk melaju melalui gerbang tol tanpa berhenti. Sistem ETC telah memberikan kontribusi terhadap penurunan yang signifikan dalam jumlah dan lokasi dari kemacetan di jalan tol.
Perinsip kerja ECT sangat cerdas yaitu melalui komunikasi nirkabel antara perangkat dalam-kendaraan dan gerbang tol yang dipasang antena ETC, mobil berjalan melalui gerbang tol tanpa berhenti (dengan kecepatan di bawah kira-kira 20 km / jam). Kemudian tarif tol dibayar dengan menggunakan kartu kredit sesuai dengan jarak tempuh.
(sumber : http://www.go-etc.jp)
Tanggal 20 mei 2013 saya mencoba pertama kali menggunakan sistem ini, dan ternyata memberikan kenyaman kepada pengendara mobil, dimana kita tidak merasakan kemacetan di gerbang tol dan juga berdampak dengan konsumsi bahan bakar. Yang terutama dari sistem ini selain mengurangi kemacetan adalah juga menjamin bebas korupsi dan kecurangan.
PENYUSUNAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
Key Performance Indikator
Menjadi Perguruan Tinggi yang berkualitas bukan hanya menjadi mimpi dan dimimpikan, tetapi cita-cita luhur ini harus diupayakan dengan langkah-langkah sistematik dalam mempersiapkan seluruh elemen perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi terbaik. Program kerja tahunan yang disusun berdasarkan Rentra PT, harus menjadi kesepakatan semua unsur PT. Program kerja dapat menjadi sebuah kerangka yang memberikan arah agar menjadi PT yang berkualitas.
Key Performance Indikator merupakan sebagai bagian dari program kerja yang merupakan alat ukur untuk melihat seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan KPI yang diturunkan dari Visi-Misi dan Renstra serta tersusun dengan baik akan memudah bagian penjaminan mutu dalam melakukan Monevin. Pengukuran dapat dilakukan dalam semua tingkatan dalam perguruan tinggi, muali dari Rektor, Dekan, Jurusan, Bagian Administrasi dan dosen.
Pembuatan KPI dapat mengacu dari perspectives in academic scorecard, yang menurut “Niel F.O. Harold” terdiri dari empat perspektif, yaitu:
- Academic Management Perspective How do we look to our University Leadership? Budget performance, school operations, management/leadership
- Stakeholder Perspective How do stakeholder see us ? Academic program, student-centeredness, quality faculty, value for money, alumni/employee satisfaction
- Internal Business Pespective What must We excel at ? Faculty productivity, staff productivity, recruitment/advisement, maintain responsibility to community
- Innovation and Learning Perpective Can we continue to improve academic, management, stakeholder, and internal business perspective ? quality of degree program, student learning, quality of student, keep talented faculty, education innovation, faculty /staff development
Berikut adalah contoh KPI dari Jurusan, Bagian Administrasi dan Lembaga Penelitian per tahun akademik.
PERSPEKTIF |
GOALS |
INDEKS KINERJA |
TARGET |
||
Jurusan A |
Bagian Admin |
Lembaga Penelitian |
|||
Academic Management | Manajemen Jurusan | Program Kerja Tahunan |
100% |
100% |
100% |
Pertemuan (Rapat Per Bulan) |
4 Kali |
4 Kali |
4 Kali |
||
Pertemuan Dengan Mahasiswa per smt |
1 Kali |
|
|
||
Pertemuan Dengan Mahasiswa Tingkat Akhir |
2 Kali |
|
|
||
|
|
|
|||
Stakeholder | Kepuasan Stakeholder
|
Pendaftaran Mahasiswa Baru |
2000 |
|
|
Mahasiswa Intake |
200 |
|
|
||
Kerjasama Dengan Institusi Lain
|
1
|
|
2
|
||
Kepuasan Mahasiswa, Alumni dan Dosen | Kepuasan Mahasiswa |
3,50 |
3,50 |
|
|
Kepuasan Alumni |
|
|
|
||
Kepuasan Dosen |
3,50 |
3,50 |
|||
|
|
|
|||
Internal Bisnis Proses | Proses yang bermutu dan baik | Akreditasi Prodi |
B |
|
|
Penggunaan Utilitas Ruang |
|
80-% |
|
||
ESBED |
100% |
100% |
100% |
||
Laporan Penelitian |
100% |
|
100% |
||
Pembelajaran Bermutu, Layanan Bermutu | Jumlah Drop Out |
5% |
|
|
|
Rata-rata lama masa studi mahasiswa S1 |
4 Tahun |
|
|
||
Rata-rata lama masa studi mahasiswa D3 |
3 Tahun |
|
|
||
Rata-rata jumlah tatap muka dosen mengajar |
14 Kali |
14 Kali |
|
||
Kurikulum |
Up to date |
|
|
||
Rata-rata lama penyusunan skripsi |
4 Bulan |
|
|
||
Evaluasi monitoring |
|
100% |
|
||
Rata-rata seminar |
2 kali |
|
5 Kali |
||
Rata-rata publikasi ilmiah |
2 |
|
20 |
||
|
|
|
|||
Innovation and Learning | Pengembangan Inovasi | Jumlah penelitian dosen |
4 |
|
40 |
Rata-rata publikasi ilmiah |
2 |
|
20 |
EVALUASI KINERJA DOSEN
“Barang siapa mengajar suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun” (HR. Ibnu Majah)
Sebuah proses pembelajaran yang berkualitas bukan dilihat dari hasil evaluasi belajar mahasiswa tetapi juga adalah evalausi dosen,
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita mengevaluasi kinerja seorang dosen, apakah kita cukup hanya dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa tentang proses pembelajaran atau ?.
Evaluasi kinerja dosen sebaiknya dilakukan pada setiap semester, dan berikut ini adalah variabel yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi tersebut.
- Kuesioner terhadap proses pembelajaran di kelas
- Kegiatan dosen dalam proses pembelajaran
- Kegiatan dosen dalam penelitian
- Kegaiatan dosen dalam pengabdian masyarakat
- Keterlibatan dosen dalam kegiatan di PT
A. Evaluasi Proses Pembelajaran di kelas.
Bebarapa hal yang telah dapat dilakukan dalam evaluasi proses pembelajaran dikelas yaitu:
- Penyebaran dan pengambilan kuesioner terhadap proses pembelajaran dikelas yang menjadi responden sebaiknya tidak hanya mahasiswa, tetapi perlu juga kepada bagian-bagian yang terkait (KBK, Jurusan) dan dosen yang bersangkutan (diharapkan dosen jujur menilai dirinya sendiri).
- Perlu dilakukan evaluasi teknik penyebaran dan perhitungan kuesioner yang baik.
- Penyebaran kuesioner dan perhitungannya di bawah kendali Penjamin mutu akademik.
B. Kegiatan Dosen
Point berikutnya adalah penilaian terhadap kegiatan dosen dalam proses pembelajaran, yang dapat diukur dengan indikator berikut+
- Kehadiran mengajar dosen
- Kehadiran mengikuti rapat, pertemuan, dan seminar
- Ketepatan menyerahkan nilai ujian
- Ketepatan menyerakan Buku Ajar dan SAP
- Media pembelajaran (beningan, slide, alat peraga, power point, dll)
- Kesesuaian waktu mengajar dengan jumlah sks
- Arsip soal quis, UTS, UAS
C. Kegiatan dosen dalam Penelitian (PT)
Penilaian kegiatan dosen dalam penelitian tidak cukup hanya dengan melihat apakah dosen tersebut melakukan penelitian, karena penelitian dapat dilakukan perorangan atau berkelompok. Untuk itu sebaiknya dalam kegiatan ini dilakukan pengukuran dengan jelas berapa berapa cum yang harus di peroleh oleh setiap dosen dalam setiap semester apakah sama dengan standar DIKTI (Min 3 sks (25% dari 12 sks)) persemester, karena jika tidak maka akan banyak dosen yang hanya ikut saja (menjadi anggota). Standar penilaian cum dalam penelitian dapat kita lihat apakah yang bersangkutan melakukan penelitian sebagai ketua peneliti (Ketua peneliti 60% dan anggota 40%) dan dimana tulisan tersebut di terbitkan (jurnal akreditasi atau hanya ISSN) karena cum yang dihasilkan berbeda.
D. Kegiatan Dosen Dalam Pengabdian Masyarakat
Penilaian kegiatan ini dapat dilakukan dengan dua cara:
- Berdasarkan ketentuan yang ada pada peraturan akademik, yaitu setiap dosen harus mengikuti kegiatan pengabdian minimal satu kali dalam setiap semester.
- Berdasarkan perhitungan DIKTI dimana jumlah cum pengabdian tidak tentukan besarnya, tetapinya harus minimal satu kali melakukan pengabdian masyarakat (sebagai ketua atau anggota) setiap akan mengurus kenaikan Jabatan Fungsional.
E. Keterlibatan dosen dalam kegiatan di PT
Untuk meningkatkan sense dan kepeduliannya terdapat perguruan tinggi, maka sebaiknya keterlibat dosen dalam setiap kegiatan PT juga menjadi salah satu variabel, adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
- Sebagai panitia wisuda
- Sebagai panitia SPMB
- Sebagai team penyusun proposal Hibah
- Sebagai team pelaksana Hibah
- Sebagai panitia pelaksanaan seminar, lokakarya dan workshop.
Implikasi dari Penilaian KINERJA Dosen
Hasil penilaian kinerja harus memberikan sebuah proses pembelajaran. Sitem reward dan punishment harus dijalankan dan sebagai konsekuensinya adalah dosen yang mempunyai kinerja jelek harus mendapat peringatan atau bahkan punishment, sedangkan yang baik akan diberikan reward yang memadai.
KELOMPOK BIDANG (PEER GROUP) KEILMUANAN
23 Mei 2013
Manajemen Perguruan Tinggi
No Comments
rzabdulaziz
(sumber image : http://i.huffpost.com/gen/956876/thumbs/o-PEER-GROUP-facebook.jpg)
Era Globalisasi, ditandai dengan era digital & internet, knowledge economy, competition & certification, creativity economy dan democratization yang mengakibatkan pembenahan penyelenggaraan lembaganya sebagai good corporate governance. Perguruan tinggi harus optimal dalam pemamfaatan sumber daya yang ada.
Tuntutan dalam persaingan untuk meningkatakan mutu penyelenggaraan organisasi sangat besar. Aspek efektif, efisien, focus on target, produktif dan pertumbuhan, kualitas & daya saing, kepuasan pelanggan, berkelanjutan dan profit sampai kepada creative dan innovative menjadi sangat significance untuk diperhatikan.
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang harus selalu mengembangkan Keilmuan pengetahuan secara menerus dalam kerangka pembangunan negara dan sumber daya manusia. Untuk itu pengembangan content dan pembinaan dosen dalam bidang Keilmuannya diharapkan akan menumbuhkan academic atmosphere, meningkat mutu pembelajaran mahasiswa melalui peran dosen Ketua Bidang Keilmuan secara pribadi dan melalui dosen lain di bawah koordinasi dosen Ketua Bidang Keilmuan.
Tujuan dan Mamfaat Kelompok Bidang KeKeilmuanan adalah:
Mekanisme dan prosedur pembentukan KBK adalah:
Tugas dosen ketua dan anggota Bidang Keilmuan
Tahapan kerja dan rencana kerja kelompok bidang keilmuan, meliputi:
KBKKELOMPOK BIDANG KEILMUANANPeer Group