Kategori: Manajemen Perguruan Tinggi


MEMBANGUN CITRA PTS


MEMBANGUN CITRA PTS

(source image : http://m.harvard.edu/photos)

Perguruan Tinggi Swasta adalah sebuah lembaga Pendidikan Tinggi yang harus dikelola secara profesional. Di Indonesia pada saat ini terdapat sekitar 3.124 PTS dan 92 PTN dengan total program studi sebanyak 16.755 program. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaiangan dan kadang-kadang terjadi persaingan yang tidak sehat antara PTS, diperlukan usaha yang keras untuk sekedar bertahan dan apalagi untuk dapat berkembang. Untuk itu PTS sebagai suatu perusahaan jasa harus secara optimal meningkatkan kualitas dan mengkomunikasikan seluruh kegiantannya  sehingga meningkatkan CITRA.  PTS yang sehat dan mempunyai citra yang baik  adalah PTS yang dikenal oleh masyarakat karena reputasinya, dikelola dengan profesional dan bertanggung jawab, dan bermoral.

Perguruan Tinggi Swasta seperti Perguruan Tinggi lainnya mempunyai stakeholder internal, yaitu Mahasiswa, para dosen, karyawan, pemilik. Sedangkan  stakeholder  adalah Orang tua mahasiswa, supplier, pemerintah, organisasi profesi, perusahaan penerima lulusan dan kelompok lain dalam masyarakat.

CITRA PERGURUAN TINGGI

Perguruan Tinggi merupakan perusahaan jasa yang khas dimana pelanggannya lebih khusus dan spesifik. Citra sebuah PTS dapat dilihat berapa besar animo mahasiswa dalam memilih PTS tersebut, seberapa banyak penelitian dan pengabdian yang dihasilkan. Disisi lain Citra dapat terbentu karena bentuk dan status dari PTS itu sendiri. PTS yang berbentuk Universitas dan Institut lebih memiliki citra yang positif dibandingkan dengan sekolah tinggi.

Menurut Kotler (2006) citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Paul R. Smith (1995) “Corporate image is the sum of peoples perceptions of an organization image and perceptions are created through all serce: sight, sound, smell, touch, taste and feeling experinced through product usage, customer service, the commercial environment and corporate communication, it is straightly a result of everything a company does or does not do”.

Faktor-Faktor Pembentuk Citra PTS

Citra Perguruan Tinggi Swasta adalah persepsi seseorang mengenai suatu citra PTS dan persepsi-persepsi ini diciptakan melalui seluruh indera: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, citra rasa dan perasaan yang dialami melalui penggunaan produk (Lulusan, Hasil penelitian, Dosen), pelayanan kepada stake holder, lingkungan komersil dan komunikasi yang dilakukan oleh PTS.

Adapun Faktor faktor yang mempengaruhi citra PTS, adalah :

  1. Manfaat yang telah diberikan atau diterima, oleh stakeholder PTS ( Mahasiswa, para dosen, karyawan, pemilik, perusahaan, orang tua mahasiswa dan kelompok lainnya)
  2. Manfaat yang ditampilkan melalui kualitas atau kuantitas pelayanan
  3. Kemampuan PTS, kebangggaan, nilai nilai kepercayaan, dan kejujuran
  4. Reputasi PTS selama melakukan berbagai aktivitasnya (empati dan prestasi)
  5. Tanggung jawab sosial PTS (moral obligation) terhadap para stakeholdernya.

Sumber:

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_perusahaan
  • Andi Desfiandi., RZ Abd Aziz, 2007,  Analisa Pengaruh Perubahan Status dan Bentuk Perguruang Tinggi, Seminar Nasional Teknologi Informasi Darmajay, Bandar Lampung
  • Koller, Philip & Armstrong, Gary, 2006, Principles of Marketing, Eleventh Edition., Prenctice-Hall, New. Jersey.
  • Kotler. Phillip & Keller, Kevin Lane 2006, Marketing Management, Twelfth Edition, Prenctice-Hall, New Jersey.

PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI DAN PRODI BARU


PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI DAN PRODI BARU

Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan formal yang mengelola pendidikan tinggi, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan Pendirian Perguruan Tinggi adalah pembentukan akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.

Syarat Pendirian Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Usulan pendirian PTS terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan kriteria minimal sebagaimana diatur dalam Kepmen No. 234/U/2000,  No. 232/U/2000, dan Kepdirjen DIKTI No. 108/DIKTI/Kep/2001.

Usulan Pendirian PTS baru saat ini ada dua jalur proses, tahap pertama disampaikan secara off line dengan terlebih dahulu mengisi foormulir 1 s/d formulir 3 yang dapat diunduh melalui http://prodibaru.dikti.go.id dan tahap kedua disampaikan secara on line setelah mendapat user id dan password. Selanjutnya mengisi formulir 4 dan formulir 5 sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan.

Persyaratan Pendirian Perguruan Tinggi yang harus disusun /dipenuhi adalah sebagi berikut:

  1. Yayasan sudah mendapatkan pengesahan dari  Kementerian Hukum dan HAM RI (telah menyesuaikan anggaran dasar sesui dengan undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang  Yayasan
  2. Yayasan tidak dalam konflik internal
  3. Foto Kopi Akta Pendirian Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris yang menyatakan menyelenggarakan Pendidikan Tinggi
  4. Yayasan memiliki lahan, untuk Akademi,  politeknik  dan Sekolah tinggi minimal 5000 m2, Institut  8000 m2  dan Universitas minimal 10000 m2.
  5. Laporan keuangan periode terakhir untuk yayasan yang sudah berdiri lebih 1 tahun. Foto kopi rekening koran 3 bulan terakhir untuk yayasan yang sudah berdiri kurang dari 1 tahun.
  6. Harus melengkapi persyaratan pendirian perguruan tinggi meliputi :
    1. Rencana induk pengembangan (RIP), yang mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi sekitarnya.
    2. Studi Kelayakan, yang mempertimbangkan kepentingan pemerintah, masyarakat, dan industri, serta memperhatikan peta perguruan tinggi dan program studi sejenis yang ada di wilayah sekitarnya.
    3. Sumber pembiayaan;
    4. Sarana dan prasarana;
    5. Penyelenggara perguruan tinggi.
    6. Akta Notaris pendirian yayasan
    7. SK pengesahan/surat penyesuaian, untuk PTS yang melakukan perubahan bentuk (SK Yayasan)
    8. Standar Penjamin Mutu Internal
    9. Rancangan std pendidikan yag sesuai dengan PP no. 19 /2005 ttg  Standar Nasionalisasi Pendidikan

Prosedur Pembukaan Program Studi Baru

Pada prinsipnya mekanisme dan persyaratan usulan pembukaan prodi baru sama dengan usulan pendirian PTS baru, perbedaannya terletak pada status PTS yang bersangkutan. PTS yang mengusulkan adalahPTS sehat yang taat azas dan mematuhi ketentuan yang berlaku. PTS tersebut mempunyai sumber daya yang memadai dan cukup untuk dikembangkan sesuai dengan RIP dan Renstra PTS yang telah disusun.

Download Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Terkait Pendirian PTS dan Prodi Baru


PROSES BISNIS PERGURUAN TINGGI


PROSES BISNIS PERGURUAN TINGGI

Sebelum kita membahas tentang proses bisnis PT, maka sebaiknya kita melihat definisi dari para ahli tentang proses bisnis.

Davenport (1993)  mendefinisikan proses bisnis sebagai:

“aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi output tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan yang kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu organisasi, tidak seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang, dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input dan output.”

Sedangkan definisi dari Hammer dan Champy’s (1993) adalah:

“kumpulan aktivitas yang membutuhkan satu atau lebih inputan dan menghasilkan output yang bermanfaat/bernilai bagi pelanggan”

Jadi yang dimaksud dengan proses bisnis  adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki attribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.

Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:

  1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
  2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari kegiatan yang berurut sesuai waktu dan ruang.
  3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
  4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
  5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi
  6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis.

Terdapat tiga jenis proses bisnis:

  1. Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem. seperti Manajemen Strategis
  2. Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama. seperti proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran, dan penjualan.
  3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti. seperti keuangan, rekruitmen, sistem informasi.

Proses Bisnis PT

Perguruan Tinggi adalah sebuah organisasi dengan kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menghasilkan Lulusan, Karya Akademik Dosen, Penelitian dan Pengabdian. Terdapat dua kegiatan pada proses bisnis PT,  yaitu:

  1. Kegiatan Utama, yakni kegiatan yang meliputi Pelaksanaan Proses pembelajaran (Degree and Non Degree), Penelitian dan Pengabdian, Kegiatan penerimaan mahasiswa baru, Kegiatan kerjasama dan Pemasaran.
  2. Kegiatan Pendukung, yakni kegiatan-kegitan yang mendukung proses Inti, yang meliputi Layanan akademik, Layanan Keuangan, Layanan kepegawaian, Layanan Sistem Informasi, Layanan Sarana dan Prasarana, dan Layanan Kemahasiswaan

alur

Gambar 1. Proses Bisnis PT

Pustaka

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_bisnis
  2. Thomas Davenport (1993). Process Innovation: Reengineering work through information technology. Harvard Business School Press, Boston
  3. Michael Hammer and James Champy (1993). Reengineering the Corporation: A Manifesto for Business Revolution, Harper Business

PROGRAM STUDENT SOCIAL RESPONSIBILITY (SSR)


PENINGKATAN POTENSI  MASYARAKAT DENGAN PROGRAM STUDENT SOCIAL RESPONSIBILITY (SSR)

  • Program ini dikembangkan berdasarkan ide dan diskusi bersama  dengan Bpk Rektor IBI Darmajaya Lampung (DR. Andi Desfiandi., MA)

(Disusun dari berbagai sumber)

Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Secara proporsional tugas ini diemban pula  oleh  seluruh  komponen  bangsa  lainnya,  termasuk  di  dalamnya  masyarakat  yang bersangkutan itu sendiri, maupun oleh Perguruan Tinggi. Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif bersinergi dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat.

Krisis ekonomi permasalahan lainnya selama beberapa tahun terakhir di Indonesia telah meningkatkan jumlah pengangguran terbuka. Salah satu sumber permasalahan adalah melemahnya pertumbuhan industri dan bisnis. Lemahnya pertumbuhan ini mengakibatkan taraf hidup masyaraka menjadi turun.

Pertumbuhan eknomi salah satunya disumbangkan oleh Unit-unit usaha mikro dan UKM yang terdapat di desa-desa. Dimana peranan unit usaha tersebut dalam membangun masyarakat dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa merupakan sumbangan yang nyata. Desa yang maju dapat dilihat dari berapa banyak UKM yang berhasil dan bagaimana masyarakat desa tersebut menggali potensi yang ada pada mereka.

Program Student Social Responsibility (SSR)

Mahasiswa  sebagai  generasi  penerus  sekaligus  elemen  intelektual  dalam masyarakat adalah salah satu pihak yang turut mengemban amanah pembangunan bangsa. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam masyarakat tidaklah dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja, melainkan juga vital pada berbagai fungsi lain di lapangan. Mahasiswa dituntut untuk secara kritis mampu terlibat lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui proses belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di lingkungan. Dan pengabdian mahasiswa di bidang pembangunan masyarakat ini dapat dimulai sejak dini melalui berbagai bentuk aplikasi karya dan bakti.

Salah satu langkah yang dapat diambil oleh Perguruan Tinggi adalah mengembangkan program SSR. Program SSR adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan rasa social, berkehidupan bermasyarakat, menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa, dan membantu masyrakat desa. Program SSR  mensyaratkan bahwa mahasiswa harus turun kemasyarakat untuk melihat, menggali dan mengoptimalkan potensi yang ada pada masyakat, khususnya masyarakat desa.

Diharapkan, dengan kegiatan Akademis yang dikelola secara optimal dan terorganisir dapat mengemas misi pendidikan, dan akhirnya akan menuju perbaikan taraf hidup serta peningkatan kesejahteraan jangka panjang yang mandiri dan terarah bagi masyarakat desa.

Program SSR diharapkan dapat melengkapi latar belakang akademis dan kemampuan analisis yang didapatkan selama kuliah di Perguruan Tinggi  dengan pengalaman terjun langsung kemasyarakat, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan SDM yang secara akademis berwawasan luas dan sekaligus mampu menjawab tantangan dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja.

SSRGambar 1. Manfaat pelaksanaan program SSR

Tahapan Pelaksanaan SSR

Tahapan-tahapan pelaksanaan program SSR:

  1. Mahasiswa mengambil mata kuliah SSR dengan persyaratan telah lulus yang relevan.
  2. Mahasiswa di dampingi oleh pembimbing melakukan observasi ke lapangan dalam upaya melihat dan menggali potensi desa.
  3. Mengembangkan konsep-konsep peningkatan potensi desa.
  4. Mengimplementasikan konsep terbaik dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat desa.

Tahapan-tahapan pelaksanaan program SSR dapat dilihat pada gambar 2

ssr2

Gambar 2. Tahapanl pelaksanaan SSR


PEMAMFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN


PEMAMFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN

  • Technology has great potential to enhance education if appropriately applied. Yet debates rage on about whether it holds great promise, drains resources, or even presents dangers to our children (Armstrong & Casement, 2000; Cuban, 1986; Roszak, 1994; Sloan, 1985; Stoll, 1999)
  • Learning is a complex process. Naturally, there are outside factors such as politics, budgets, bureaucracy, opinions, and personalities that influence all sides of the debate. Perhaps we can make better decisions about learning environments if we understand some of the background and issues at hand. (J. Ana Donaldson, 2001)

Pendidikan merupakan pondasi suatu bangsa. Negara maju memiliki sistem pendidikan yang lebih baik dibandingkan Negara-negara berkembang. Sehingga untuk mengejar ketertinggalan dibidang pendidikan suatu Negara harus selalu melakukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan anak didik dan tuntunan dunia.  Menurut hasil penelitian para ahli adalah “Kebehasilan dunia pendidikan berhubungan erat dengan keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa serta tingkat rata-rata pendidikan mencerminkan kualitas manusia dari Negara tersebut”.

Dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini sedang mengalami metamorfosa dan sedang mencari-cari model yang dapat diterapkan di dunia pendidikan tanah air. Pada sisi lain khususnya pada Pendidikan Tinggi terdapat beberapa permasalahan akan daya serap dan kompetensi dari lulusan SLTA. Dari data yang ada hanya 30% lulusan SLTA sederajat yang dapat melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.  Untuk mengatasi permasalahan ini, maka kualitas proses pembelajaran di pendidikan dasar, menengah dan tinggi harus mengalami perbaikan yang signifikan, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap dan kemampuan yang memadai.

Perkembangan Teknologi memberikan pengaruh yang sangat besar pada Dunia pendidikan pada saat ini. Teknologi sudah terintegrasi dalam proses pembelajaran maupun yang terkait dengannya.  Indonesia dapat memamfaatkan dan memaksimalkan penggunaan teknologi ini dalam proses peningkatan kualitas pendidikan.

Download bahan PPT  (Pemamfaatan IT dalam pembelajaran)


MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI


MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI (Materi seminar pimpinan PTS di lingkungan Kopertis Wilayah IIb (Provinsi Lampung))

(sumber image : www.doshisha.ac.jp)

PP 19, 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari delapan standar, dan  penilaian Akdreditasi terdiri dari tujuh standar. Merupakan latar belakang mengapa Perguruan Tinggi (PT) harus melakukan manajemen pengelolaan dan strategi perubahan yang baik. Usaha untuk mencapai standar tersebut dan dalam upaya untuk dapat meningkatkan kualitas PT, yang akan bermuara ke peningkatan kompetensi alumni, diperlukan sebuah langkah dan pemahaman tentang aspek-aspek manajemen Perguruang Tinggi.

Pada prinsipnya jika kita melihat tata kelola PT dan mengerucutkan standar-standar tersebut, maka PT hanya mengelola tiga Aspek Utama, yaitu:

  1. Process
  2. Content
  3. Resources

Process

Proses pada Perguruang Tinggi terdiri dari 2 proses, yaitu:

  1. Proses Utama, proses ini menekankan pada fungsi bagaimana menjalankan Tridarma PT,
  2. Proses Pendukung, sedangkan proses pendukung menekankan pada fungsi bisnis PT,  seperti administrasi, keuangan, sdm dan pemasaran.

Content

Konten merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan dan pengelolaan PT. Merupakan salah satu kunci utama dalam menghasilkan proses pembelajaran bermutu dan alumni yang kompeten. Adapun yang harus dikembangkan dan dikelola dalam konten adalah:

  1. Kurikulum (pengembangan kurikulum yang up to date)
  2. Pembelajaran (proses-proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas)
  3. Penelitian (Penelitian dan pengelolaan hasil penelitian)
  4. Pengembangan Keilmuan (meliputi bahan ajar dan materi ajar).

Resources

Terdapat tiga sumber daya utama yang harus di kelola dengan baik oleh PT, yaitu:

  1. Sumber Daya Manusia
  2. Sarana dan Prasarana
  3. Dana dan Pendanaan

Strategi Perubahan Tata Kelola PT

Untuk menjadi perguruan tinggi yang berkualitas diperlukan strategi perubahan yang tepat. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dapat dijalankan oleh PT

  1. Perubahan Budaya Organisasi
  2. Re engineering  Proses Bisnis
  3. Perbaikan Konten
  4. Penjaminan Kualitas
  5. Key Performance Indicator (KPI)

Download PPT  materi  MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI (Manajemen Pengelolaan PTS)


RE ENGINEERING MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA


Materi seminar pendidikan, dengan topik Re-Engineering Model Pendidikan di Indonesia (oleh RZ Abdul Aziz)

Materi ini mencakup:

  1. Renstra Kemendiknas 2010-2014
  2. Realita Pendidikan di Indonesia
  3. Model Pendidikan sebelum ERA  2000
  4. Model Pendidikan ERA REFORMASI
  5. Pendapat Ilmuan Tentang Kebijakan Pendidikan
  6. Issu Strategi Model Pendidikan
  7. Langkah-langkah Peningkatan Mutu Pendidikan
  8. Pemerataan Akses Pendidikan
  9. Efisiensi Anggaran Pendidikan

Download  PPT     RE ENGINEERING MODEL PENDIDIKAN


VISI, MISI, RENCANA STRATEGIS DAN TAKTIS DALAM PERGURUAN TINGGI


VISI, MISI, RENCANA STRATEGIS DAN TAKTIS DALAM PERGURUAN TINGGI
(sumber : Sukisno, Teaching Improvement Workshop, EEDP, ADB)

Pengelolaan suatu sistem lembaga / badan dengan penerapan manajemen kualitas memerlukan suatu pedoman kerja yang memberikan pengarahan atas hasil kerja atau tujuan aktivitas yang diharapkan, secara kuantitas maupun kualitas. Pengarahan ini akan memberikan orientasi yang seragam bagi setiap elemen atau sub sistem dalam lembaga tersebut sehingga terbentuk kesatuan kerja yang efektif clan kompak dalam usaha lembaga menuju hasil kerja yang di harapkan. Setiap elemen sub sistem, pimpinan clan anggotanya mengetahui dengan jelas arah pengembangan lembaga tempat kerjanya

Pengertian VISI, MISI

Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clan karakteristik yang ingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak intepretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan clan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Pernyataan Visi tersebut harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknya mempunyai sifat / fleksibel.
Untuk itu ada beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi

  • Berorientasi pada masa depan;
  • Tidak dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini;
  • Mengekspresikan kreativitas;
  • Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat ;
  • Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahan terduga ;
  • Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggauta lembaga ;
  • Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya ;
  • Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada lembaga ;
  • Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya ;
  • Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis & Smith 1994)

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya meng-ujud-kan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan dari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuk secara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk bekerja. Intepretasi lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi dapat diterjemahkan ke langkahlangkah kerja atau tahapan pencapaian tujuan sebagaimana tertulis dalam pernyataan Misi.
Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan pertanyaan sbb (Lewis & Smith 1944) :

  • Keberadaan lembaga adalah untuk berbuat apa
  • Apa produk atau jasa yang utama dari lembaga
  • Apa yang bersifat unik dari lembaga
  • Siapa konsumen utama dari lembaga
  • Mengapa mereka merupakan konsumen utama
  • Pihak lain mana yang berkepentingan dengan lembaga dan mengapa
  • Apa “Core Values” / nilai dasar lembaga
  • Apa yang berbeda pada lembaga 5 th yang lalu dan sekarang
  • Mengapa berbeda
  • Apa yang berbeda pada lembaga saat sekarang dan 5 th dari sekarang
  • Mengapa hal itu akan menjadi beda
  • Apa produk atau jenis jasa yang akan diberikan lembaga di masa depan
  • Apa yang harus dikerjakan lembaga untuk menyiapkan produk baru tersebut

Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan Visi lembaga ? Bila tidak, pertanyaan mana yang harus ada dan apa jawabannya.

Visi misi

Rencana Strategis & Taktis
Rencana Strategis (Strategic Plan) adalah rencana langkah demi langkah yang setelah lengkap pada akhirnya akan membawa lembaga mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam pernyataan Visi dan misi suatu rencana strategis hendaknya bersifat fleksibel secara rasional guna dapat menampung kemungkinan adanya hal-hal yang tak terduga di lain pihak rencana strategis bersifat dinamis, dapat berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan saat itu tanpa mengubah tujuan akhir.

Kebutuhan utama dari pembentukan suatu rencana strategis akan mencakup hal-hal berikut :

  • Suatu pernyataan dan diskusi tentang Visi dan Misi lembaga
  • Penilaian skenario sekarang yang hendaknya mengandung faktor-faktor internal maupun eksternal
  • Alasan perubahan kondisi sekarang dengan kondisi pada 5 atau 10 tahun yang akan datang, misalnya mengapa bertambah atau mengapa tetap
  • Identifikasi serta penilaian oleh adanya gap antara saat sekarang dan saat akhir yang diinginkan
  • Suatu (Beberapa) rencana disusun dengan objektif untuk menutup gap tersebut dalam suatu waktu tertentu
  • Bermacam-macam rencana dikaji untuk memperoleh keterangan keluaran /kebutuhan finansial ataupun non finansial.

Untuk mencapai target-target sebagaimana dinyatakan dalam rencana strategis maka dibuat orang suatu rencana taktis (tactical plan) yang berupa pentahapan dan siasat dalam rangka pelaksanaan rencana strategis mengingat pentingnya faktor Rencana Strategis maka RenStra disusun dengan melibatkan unsur-unsur pimpinan lembaga (Senat, Rektor, Komisi RenStra, Dekan, Staf, dll) teknik atau siasat pelaksanaan guna mewujudkan rencana strategis secara efisien dan tepat. Rencana taktis ini yang selanjutnya dilaksanakan, dikelola, dinilai serta diperbaiki sehingga memberikan hasil akhir sesuai dengan rencana yang telah di sepakati bersama (lihat gambar 1).
Kelak, di tengah pematangan bahkan ditengah implementasinya, Rencana Taktis juga bersifat terbuka untuk mengalami perubahan. Perubahan Rencana Taktis diperlukan bagi penyesuaiannya dengan keadaan saat itu, trend saat itu atau keadaan lain agar Rencana Taktis mengikuti sifat Rencana Strategis yang hendaknya juga bersifat fleksibel secara terbatas dan dinamis sehingga selalu meningkat performansinya.


PERAN DAN FUNGSI PEMBIMBING AKADEMIK


IMG_0030

Dalam rangka membantu mahasiswa menyelesaian studinya. Perguruan Tinggi diharapkan dapat menyediakan Pembimbing Akademik. Pembimbing akademik adalah dosen yang ditunjuk dan diserahi tugas membimbing sekelompok mahasiswa yang bertujuan untuk membantu mahasiswa menyelesaikan studinya secepat dan seefisien mungkin sesuai dengan kondisi dan potensi individual mahasiswa.

Selama ini peran fungsi Pembimbing Akademik (PA) di banyak perguruan tinggi hanya sebatas validasi,  yaitu hanya sebatas konsultasi dan tanda tangan pengisian Formulir Rencana Studi (FRS), sehingga pertemuan antara mahasiswa dengan PA masih rendah dan efektifitas peran serta fungsinya menjadi tidak optimal.

Tujuan Pelayanan Pembimbingan

  1. Memahami kemampuan potensial yang dimilikinya serta memanfaatkan potensi itu sebaik-baiknya dalam mengikuti dan menyelesaikan studinya.
  2. Memahami kendala dan kesulitan yang dihadapinya  dan mampu memecahkan atau mengatasinya secara tepat hingga kendala dan kesulitan itu tidak menjadi hambatan dalam mengikuti dan menyelesaikan studinya.
  3. Memahami dan memanfaatkan bimbingan yang disediakan untuk menanggulangi kesulitan.
  4. Memahami dan menerapkan prosedur dan peraturan yang berlaku yang dapat memberikan kemudahan untuk mengikuti dan menyelesaikan studinya.

Untuk mempelancar proses pembimbingan mahasiswa dan Pembimbing Akademik harus mengetahui apa yang menjadi fungsi, wewenang dan kewajiban bagi Pembimbing Akademik. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan PA sehingga

Fungsi Pembimbing Akademik

  1. Membantu mahasiswa menyusun rencana studi sejak semester pertama sampai mahasiswa itu selesai studi.
  2. Memberikan pertimbangan tentang mata kuliah (wajib dan Pilihan) yang dapat diambil pada semester yang akan berlangsung kepada mahasiswa bimbingannya dengan memahami kebutuhan belajarnya.
  3. Memberikan pertimbangan tentang banyaknya kredit yang dapat diambil pada semester yang akan berlangsung sesuai dengan keberhasilan studi pada semester sebelumnya dan menyatakan kesetujuannya dengan cara memvalidasi /menandatangani Formulir Rencana Studi (FRS).
  4. Membantu mahasiswa menyalurkan minat dan bakatnya untuk meningkatkan kemampuan akademiknya.
  5. Membantu mahasiswa memahami materi perkuliahan dan manfaat mempelajari ilmu yang diambilnya.

Wewenang Pembimbing Akademik

  1. Memberikan nasihat kepada mahasiswa yang dibimbingnya.
  2. Membantu memecahkan masalah akademik mahasiswa yang dibimbingnya.
  3. Membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan akademiknya.
  4. Membantu mengatasi masalah yang menghambat kelancaran studi mahasiswa yang dibimbingnya.
  5. Meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada yang berwenang untuk menangani masalah tersebut.
  6. Membantu mahasiswa dalam menentukan topik untuk karya ilmiah (Tugas Akhir /Skripsi).

Kewajiban Pembimbing Akademik

  1. Mempunyai wawasan akademik yang luas berupa penguasaan kurikulum program yang diikuti oleh mahasiswa bimbingannya.
  2. Memahami dan mengerti situasi akademik jurusan/bagiannya dan jurusan/bagian lain yang terkait.
  3. Mengetahui berbagai program kemahasiswaan.
  4. Menetapkan dan membuat jadwal pertemuan dengan mahasiswa bimbingannya secara rutin.
  5. Menjalin hubungan keakraban akademik dan profesional dengan mahasiswa bimbingannya.
  6. Mengikuti, mengamati, dan mengarahkan perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala.
  7. Mencatat dan mengevaluasi program yang dijalani mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala.
  8. Jika akan meninggalkan tugas, PA harus melapor kepada Ketua Jurusan/Bagian. Pembantu Dekan bidang akademik, atau kepada Dekan.