Bulan: Mei 2013


PERAN DAN FUNGSI PEMBIMBING AKADEMIK


IMG_0030

Dalam rangka membantu mahasiswa menyelesaian studinya. Perguruan Tinggi diharapkan dapat menyediakan Pembimbing Akademik. Pembimbing akademik adalah dosen yang ditunjuk dan diserahi tugas membimbing sekelompok mahasiswa yang bertujuan untuk membantu mahasiswa menyelesaikan studinya secepat dan seefisien mungkin sesuai dengan kondisi dan potensi individual mahasiswa.

Selama ini peran fungsi Pembimbing Akademik (PA) di banyak perguruan tinggi hanya sebatas validasi,  yaitu hanya sebatas konsultasi dan tanda tangan pengisian Formulir Rencana Studi (FRS), sehingga pertemuan antara mahasiswa dengan PA masih rendah dan efektifitas peran serta fungsinya menjadi tidak optimal.

Tujuan Pelayanan Pembimbingan

  1. Memahami kemampuan potensial yang dimilikinya serta memanfaatkan potensi itu sebaik-baiknya dalam mengikuti dan menyelesaikan studinya.
  2. Memahami kendala dan kesulitan yang dihadapinya  dan mampu memecahkan atau mengatasinya secara tepat hingga kendala dan kesulitan itu tidak menjadi hambatan dalam mengikuti dan menyelesaikan studinya.
  3. Memahami dan memanfaatkan bimbingan yang disediakan untuk menanggulangi kesulitan.
  4. Memahami dan menerapkan prosedur dan peraturan yang berlaku yang dapat memberikan kemudahan untuk mengikuti dan menyelesaikan studinya.

Untuk mempelancar proses pembimbingan mahasiswa dan Pembimbing Akademik harus mengetahui apa yang menjadi fungsi, wewenang dan kewajiban bagi Pembimbing Akademik. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan PA sehingga

Fungsi Pembimbing Akademik

  1. Membantu mahasiswa menyusun rencana studi sejak semester pertama sampai mahasiswa itu selesai studi.
  2. Memberikan pertimbangan tentang mata kuliah (wajib dan Pilihan) yang dapat diambil pada semester yang akan berlangsung kepada mahasiswa bimbingannya dengan memahami kebutuhan belajarnya.
  3. Memberikan pertimbangan tentang banyaknya kredit yang dapat diambil pada semester yang akan berlangsung sesuai dengan keberhasilan studi pada semester sebelumnya dan menyatakan kesetujuannya dengan cara memvalidasi /menandatangani Formulir Rencana Studi (FRS).
  4. Membantu mahasiswa menyalurkan minat dan bakatnya untuk meningkatkan kemampuan akademiknya.
  5. Membantu mahasiswa memahami materi perkuliahan dan manfaat mempelajari ilmu yang diambilnya.

Wewenang Pembimbing Akademik

  1. Memberikan nasihat kepada mahasiswa yang dibimbingnya.
  2. Membantu memecahkan masalah akademik mahasiswa yang dibimbingnya.
  3. Membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan akademiknya.
  4. Membantu mengatasi masalah yang menghambat kelancaran studi mahasiswa yang dibimbingnya.
  5. Meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada yang berwenang untuk menangani masalah tersebut.
  6. Membantu mahasiswa dalam menentukan topik untuk karya ilmiah (Tugas Akhir /Skripsi).

Kewajiban Pembimbing Akademik

  1. Mempunyai wawasan akademik yang luas berupa penguasaan kurikulum program yang diikuti oleh mahasiswa bimbingannya.
  2. Memahami dan mengerti situasi akademik jurusan/bagiannya dan jurusan/bagian lain yang terkait.
  3. Mengetahui berbagai program kemahasiswaan.
  4. Menetapkan dan membuat jadwal pertemuan dengan mahasiswa bimbingannya secara rutin.
  5. Menjalin hubungan keakraban akademik dan profesional dengan mahasiswa bimbingannya.
  6. Mengikuti, mengamati, dan mengarahkan perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala.
  7. Mencatat dan mengevaluasi program yang dijalani mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala.
  8. Jika akan meninggalkan tugas, PA harus melapor kepada Ketua Jurusan/Bagian. Pembantu Dekan bidang akademik, atau kepada Dekan.

KELOMPOK BIDANG (PEER GROUP) KEILMUANAN


(sumber image : http://i.huffpost.com/gen/956876/thumbs/o-PEER-GROUP-facebook.jpg)

Era Globalisasi, ditandai dengan era digital & internet, knowledge economy, competition & certification, creativity economy dan democratization yang mengakibatkan pembenahan penyelenggaraan lembaganya sebagai good corporate governance. Perguruan tinggi harus optimal dalam pemamfaatan sumber daya yang ada.

Tuntutan dalam persaingan untuk meningkatakan mutu penyelenggaraan organisasi sangat besar.   Aspek efektif, efisien, focus on target, produktif dan pertumbuhan, kualitas & daya saing, kepuasan pelanggan, berkelanjutan dan profit sampai kepada  creative dan innovative menjadi sangat significance untuk diperhatikan.

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang harus selalu mengembangkan Keilmuan pengetahuan secara menerus dalam kerangka pembangunan negara dan sumber daya manusia. Untuk itu pengembangan content dan pembinaan dosen dalam bidang Keilmuannya diharapkan akan menumbuhkan academic atmosphere, meningkat mutu pembelajaran mahasiswa melalui peran dosen Ketua Bidang Keilmuan secara pribadi dan melalui dosen lain di bawah koordinasi dosen Ketua Bidang Keilmuan.

Tujuan dan Mamfaat Kelompok Bidang KeKeilmuanan adalah:

  1. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan rencana pembelajaran dalam bidang keKeilmuanannya.
  2. Meningkatkan mutu pembelajaran perguruaan tinggi melalui pengembangan Content dan pembinaan kemampuan dosen.
  3. Membentuk dosen Ketua Bidang Keilmuan yang berfungsi untuk mengembangkan Content dan membina kemampuan dosen binaan.
  4. Menyusun rencana kerja dan target pencapaian Ketua Bidang Keilmuan dalam pengembangan Content dan pembinaan dosen binaan.

Mekanisme dan prosedur pembentukan KBK adalah:

  1. Menentukan kelompok bidang Keilmuan dan dosen anggota bidang keilmuan
  2. Organisasi & Status Dosen Ketua Kelompok Bidang Keilmuan
  3. Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Ketua KBK dan Dosen Binaan

Tugas dosen ketua dan anggota Bidang Keilmuan

  1. Mengevaluasi dan Mengawasi Pelaksanaan Perkuliahan KBK
  2. Pengembangan Kurikulum & Materi Kuliah
  3. Penelitian & Publikasi Ilmiah
  4. Forum Ilmiah
  5. Pembinaan Dosen
  6. Mengajar
  7. Membantu Jurusan dalam hal persiapan akreditasi dan lain-lain
  8. Pemilihan Dosen Ketua Bidang Keilmuan

Tahapan kerja dan rencana kerja kelompok bidang keilmuan, meliputi:

  1. Penyusunan  rencana kerja dan anggaran KBK.
  2. Penyusunan  Key Performance Indikator (KPI) KBK.
  3. Mekanisme kegiatan monitoring dan evaluasi .

KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP) DI PERGURUAN TINGGI


Globalisasi ekonomi dan era informasi mendorong industri menggunakan sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi yang handal dan memiliki jiwa kewirausahaan. Akan tetapi tidak setiap lulusan perguruan tinggi memiliki jiwa kewirausahaan seperti yang diinginkan oleh lapangan kerja tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan.

Ada suatu pendapat bahwa, saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih lemah jiwa kewirausahaannya. Sedangkan sebagian kecil yang telah memiliki jiwa kewirausahaan, umumnya karena berasal dari keluarga pengusaha atau dagang. Tracer study atau penelusuran lulusan perguruan tinggi yang dilakukan terhadap lulusannya  (Tracer Study, 2004) menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan menempati urutan paling bawah atau paling lemah. Hasil penelusuran lulusan ini menunjukkan bahwa salah satu misi institusi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan masih belum terpenuhi. Pada kenyataannya menunjukkan bahwa kewirausahaan adalah merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan seseorang tercermin pada berbagai hal misalnya kemampuan kepemimpinan, kemandirian (termasuk di dalamnya adalah kegigihan), kerja sama dalam tim, kreatifitas, dan inovasi. Salah satu kemungkinan penyebab lemahnya jiwa kewirausahaan lulusan perguruan tinggi ini ditengarai oleh proses pembelajaran di perguruan tinggi yang masih terbatas pada teori semata dan belum secara terkondisi membangun jiwa kewirausahaan tersebut dalam kegiatan nyata industri dan dunia kerja. Penyebab lainnya adalah perkuliahan masih bertumpu pada cara pembelajaran Teacher Center yaitu dosen sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Cara pembelajaran ini terbukti menghasilkan lulusan yang tingkat kemandiriannya rendah.

Disisi lain, krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh, dan bahkan berkurang karena bangkrut. Dalam kondisi seperti ini, maka lulusan PT dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Keduanya memerlukan jiwa kewirausahaan. Oleh karena itu, agar supaya PT mampu memenuhi tuntutan tersebut, berbagai inovasi diperlukan diantaranya adalah inovasi pembelajaran dan perubahan silabus dan konten pada mata kuliah kewirausahaan.

Gambar 1. Model Implementasi Kurikulum Kewirausahaan

Pada Gambar 1 ditunjukkan model perubahan kurikumlum kewirausahaan, diharapkan dengan model tersebut lulusan PT akan memiliki jiwa entrepreneurship yang baik.

Tahapan-Tahapan mata kuliah yang dapat di terapkan dalam pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa, adalah:

1. Mata Kuliah Ekonomi Teknik (untuk mahasiswa dari program studi engineering  atau science) 

Pada mata kuliah ini mahasiswa akan diberitahukan pengetahuan tentang konsep dasar ekonomi, bunga, cash flow,  investasi dan metode-metode penyusutan, dalam pelaksanaannya mahasiswa akan diberikan contoh tentang konsep bunga dan investasi serta bagaimana belajar menggunakan metode-metode pemilihan investasi (ex, IRR, NPP, BCR, dll)

2. Matakuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis

Pada Mata kuliah ini mahasiswa akan diberikan pengetahuan yang riel bagaimana memunculkan ide sampai dengan pembuatan proposal perencanaan bisnis. Dalam pelaksanaannya mahasiswa akan di dampingi oleh dosen dan diberikan wawasan oleh praktisi.

3. Mata Kuliah Pengembangan Usaha

Pada mata kuliah ini akan dibentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari disiplin ilmu yang ada di PT, yang akan mengimplementasikan usaha berdasarkan perencanaan bisnis yang paling layak pada mata kuliah kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis dengan pemodalan sendiri atau pihak luar. Pada tahap ini mahasiswa akan di dampingi oleh dosen, ingkubator bisnis dan praktisi.


ETC, TOL DI JEPANG


Jalan tol di jepang menggunakan sistem ETC, dimana sistem ini sangat membantu dalam menguraikan kemacetan di gerbang tol.

Menurut sebuah studi kemacetan lalu lintas di jalan tol, kemacetan terberat terjadi di dekat gerbang tol, di mana mobil harus berhenti sebentar untuk membayar tol. Dengan demikian, penyebab utama dari kemacetan lalu lintas di jalan tol dapat dihilangkan dengan menciptakan sistem yang memungkinkan mobil untuk melaju melalui gerbang tol tanpa berhenti. Sistem ETC telah memberikan kontribusi terhadap penurunan yang signifikan dalam jumlah dan lokasi dari kemacetan di jalan tol.

Perinsip kerja ECT sangat cerdas yaitu melalui komunikasi nirkabel antara perangkat dalam-kendaraan dan gerbang tol yang dipasang antena ETC, mobil berjalan melalui gerbang tol tanpa berhenti (dengan kecepatan di bawah kira-kira 20 km / jam). Kemudian tarif  tol dibayar dengan menggunakan kartu kredit sesuai dengan jarak tempuh.

(sumber : http://www.go-etc.jp)

Tanggal 20 mei 2013 saya mencoba pertama kali menggunakan sistem ini, dan ternyata memberikan kenyaman kepada pengendara mobil, dimana kita tidak merasakan kemacetan di gerbang tol dan juga berdampak dengan konsumsi  bahan bakar. Yang terutama dari sistem ini selain mengurangi kemacetan adalah juga menjamin bebas korupsi dan kecurangan.

PENYUSUNAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)


Key Performance Indikator

Menjadi Perguruan Tinggi yang berkualitas bukan hanya menjadi mimpi dan dimimpikan, tetapi cita-cita luhur ini harus diupayakan dengan langkah-langkah sistematik dalam mempersiapkan seluruh elemen perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi terbaik. Program kerja tahunan yang disusun berdasarkan Rentra PT, harus menjadi kesepakatan semua unsur PT.  Program kerja dapat menjadi sebuah kerangka yang memberikan arah agar menjadi PT yang berkualitas.

Key Performance Indikator merupakan sebagai bagian dari program kerja yang merupakan alat ukur untuk melihat seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan KPI yang diturunkan dari Visi-Misi dan Renstra serta tersusun dengan baik akan memudah bagian penjaminan mutu dalam melakukan Monevin. Pengukuran dapat dilakukan dalam semua tingkatan dalam perguruan tinggi, muali dari Rektor, Dekan, Jurusan, Bagian Administrasi dan dosen.

Pembuatan KPI dapat mengacu dari perspectives in academic scorecard, yang menurut “Niel F.O. Harold” terdiri dari empat perspektif, yaitu:

  • Academic Management Perspective  How do we look to our University Leadership? Budget performance, school operations, management/leadership
  • Stakeholder Perspective How do stakeholder see us ? Academic program, student-centeredness, quality faculty, value for money, alumni/employee satisfaction
  • Internal Business Pespective  What must We excel at ? Faculty productivity, staff productivity, recruitment/advisement, maintain responsibility to community
  • Innovation and Learning Perpective Can we continue to improve academic, management, stakeholder, and internal business perspective ? quality of degree program, student learning, quality of student, keep talented faculty, education innovation, faculty /staff development

Berikut adalah contoh KPI dari Jurusan, Bagian Administrasi dan Lembaga Penelitian per tahun akademik.

PERSPEKTIF

GOALS

INDEKS KINERJA

TARGET

Jurusan A

Bagian Admin

Lembaga Penelitian

Academic Management Manajemen Jurusan Program Kerja Tahunan

100%

100%

100%

Pertemuan (Rapat Per Bulan)

4 Kali

4 Kali

4 Kali

Pertemuan Dengan Mahasiswa per smt

1 Kali

Pertemuan Dengan Mahasiswa Tingkat Akhir

2 Kali

     

Stakeholder Kepuasan Stakeholder

 

Pendaftaran Mahasiswa Baru

2000

Mahasiswa Intake

200

Kerjasama Dengan Institusi Lain

 

1

2

Kepuasan Mahasiswa, Alumni dan Dosen Kepuasan Mahasiswa

3,50

 3,50

Kepuasan Alumni

Kepuasan Dosen  

3,50

3,50

     

Internal Bisnis Proses Proses yang bermutu dan baik Akreditasi Prodi

B

Penggunaan Utilitas Ruang

80-%

ESBED

100%

100%

100%

Laporan Penelitian

100%

100%

Pembelajaran Bermutu, Layanan Bermutu Jumlah Drop Out

5%

Rata-rata lama masa studi mahasiswa S1

4 Tahun

Rata-rata lama masa studi mahasiswa D3

3 Tahun

Rata-rata jumlah tatap muka dosen mengajar

14 Kali

14 Kali

Kurikulum

Up to date

Rata-rata lama penyusunan skripsi

4 Bulan

Evaluasi monitoring

100%

Rata-rata seminar

2 kali

5 Kali

Rata-rata publikasi ilmiah

                2

20

   

 

Innovation and Learning Pengembangan Inovasi Jumlah penelitian dosen

4

40

Rata-rata publikasi ilmiah

                2

20


EVALUASI KINERJA DOSEN


“Barang siapa mengajar suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun” (HR. Ibnu Majah)

Sebuah proses pembelajaran yang berkualitas bukan dilihat dari hasil evaluasi belajar mahasiswa tetapi juga adalah evalausi dosen,

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita mengevaluasi kinerja seorang dosen, apakah kita cukup hanya dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa tentang proses pembelajaran atau ?.

Evaluasi kinerja dosen sebaiknya dilakukan pada setiap semester, dan berikut ini adalah variabel yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi tersebut.

  1. Kuesioner terhadap proses pembelajaran di kelas 
  2. Kegiatan dosen dalam proses pembelajaran 
  3. Kegiatan dosen dalam penelitian
  4. Kegaiatan dosen dalam pengabdian masyarakat
  5. Keterlibatan dosen dalam kegiatan di PT

A. Evaluasi Proses Pembelajaran  di kelas.

Bebarapa hal yang telah dapat dilakukan dalam evaluasi proses pembelajaran dikelas yaitu:

  • Penyebaran dan pengambilan kuesioner terhadap proses pembelajaran dikelas yang menjadi responden sebaiknya tidak hanya mahasiswa, tetapi perlu juga kepada bagian-bagian yang terkait (KBK, Jurusan) dan dosen yang bersangkutan (diharapkan dosen jujur menilai dirinya sendiri).
  • Perlu dilakukan evaluasi teknik penyebaran dan perhitungan kuesioner yang baik.
  • Penyebaran kuesioner dan perhitungannya di bawah kendali Penjamin mutu akademik.

B. Kegiatan Dosen

Point berikutnya adalah penilaian terhadap kegiatan dosen dalam proses pembelajaran, yang dapat diukur dengan indikator berikut+

  • Kehadiran mengajar dosen
  • Kehadiran mengikuti rapat, pertemuan, dan seminar
  • Ketepatan menyerahkan nilai ujian
  • Ketepatan menyerakan  Buku Ajar dan SAP
  • Media pembelajaran (beningan, slide, alat peraga, power point, dll)
  • Kesesuaian waktu mengajar dengan jumlah sks
  • Arsip soal quis, UTS, UAS

C.  Kegiatan dosen dalam Penelitian (PT)

Penilaian kegiatan dosen dalam penelitian tidak cukup hanya dengan melihat apakah dosen tersebut melakukan penelitian, karena penelitian dapat dilakukan perorangan atau berkelompok. Untuk itu sebaiknya dalam kegiatan ini dilakukan pengukuran dengan jelas berapa berapa cum yang harus di peroleh oleh setiap dosen dalam setiap semester apakah sama dengan standar DIKTI (Min 3 sks (25% dari 12 sks)) persemester, karena jika tidak maka akan banyak dosen yang hanya ikut saja (menjadi anggota). Standar penilaian cum dalam penelitian dapat kita lihat apakah yang bersangkutan melakukan penelitian sebagai ketua peneliti (Ketua peneliti 60% dan anggota 40%) dan dimana tulisan tersebut di terbitkan (jurnal akreditasi atau hanya ISSN) karena cum yang dihasilkan berbeda.

D.  Kegiatan Dosen Dalam Pengabdian Masyarakat 

Penilaian kegiatan ini dapat dilakukan dengan dua cara:

  • Berdasarkan ketentuan yang ada pada peraturan akademik, yaitu setiap dosen harus mengikuti kegiatan pengabdian minimal satu kali dalam setiap semester.
  • Berdasarkan perhitungan DIKTI dimana jumlah cum pengabdian tidak tentukan besarnya, tetapinya harus minimal satu kali melakukan pengabdian masyarakat (sebagai ketua atau anggota) setiap akan mengurus kenaikan Jabatan Fungsional.

E.  Keterlibatan dosen dalam kegiatan di PT

Untuk meningkatkan sense dan kepeduliannya terdapat perguruan tinggi, maka sebaiknya keterlibat dosen dalam setiap kegiatan PT juga menjadi salah satu variabel, adapun kegiatan-kegiatan  tersebut adalah:

  • Sebagai panitia wisuda
  • Sebagai panitia SPMB
  • Sebagai team penyusun proposal Hibah
  • Sebagai team pelaksana Hibah
  • Sebagai panitia pelaksanaan seminar, lokakarya dan workshop.

Implikasi dari Penilaian KINERJA  Dosen

Hasil penilaian kinerja harus memberikan sebuah proses pembelajaran. Sitem reward dan punishment harus dijalankan dan sebagai konsekuensinya adalah dosen yang mempunyai kinerja jelek harus mendapat peringatan atau bahkan punishment, sedangkan yang baik akan diberikan reward yang memadai.


TEKNIK MEMBACA BUKU


Sumber :  Ad Rooijakkers (1987) Cara Belajar di Perguruan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama (GPU)

Banyak mahasiswa dan bahkan para intelektual tidak mengerti bagaimana teknik membaca sebuah buku dengan baik, menurut Ad Rooijakkers (1987) ada lima cara:

  1. membaca terarah
  2. membaca sepintas
  3. membaca mencari
  4. membaca belajar
  5. membaca kritis.

Marilah kita bahas hal-hal tersebut secara singkat:

1. Membaca Terarah

Dengan teknik ini, Anda menginginkan agar dalam waktu singkat memperoleh gambaran tentang buku itu, maka Anda dapat menentukan apakah Anda akan mem­baca buku itu secara benar atau tidak. Bila Anda mengetahui bagaimana buku itu disu­sun dan dikelompokkan, maka Anda sudah akan mendapatkan kesannya.

Anda akan mengetahui pokok-pokok ma­na yang dibahas dan bagaimana penulis memberi urutan pada pokok bahasan itu. Bagaimanakah cara Anda membaca ter­arah? Ini Anda lakukan sebagai berikut:

  1. Bacalah judul buku dan nama penga­rangnya. Dengan judul itu pengarang tentu sudah mempunyai maksud terten­tu untuk memberi bayangan tentang isinya. Usahakan bahwa Anda tahu be­nar akan judulnya.
  2. Lihatlah tahun penerbitan buku itu. Apakah buku itu masih aktual atau sudah lama.
  3. Ketahuilah, dengan maksud apa penulis mengarang buku itu. Ini biasanya terda­pat di dalam kata pengantar atau per­tanggungjawaban.
  4. Lihat daftar isi. Ini sangat penting, sebab di situ dapat diketahui bagaimana buku itu disusun. Bacalah: buku itu terdiri dari bab-bab dan paragraf-para­graf apa saja. Dengan jalan demikian maka susunan buku menjadi jelas.
  5. Balik-baliklah halaman-halaman buku itu. Bacalah di sana-sini satu dua baris. Bacalah terutama baris-baris pertama pada tiap bab. Sering Anda akan dapat menerka apa yang akan dikemukakan oleh penulis. Dengan demikian, walau­pun Anda belum mengerti apa yang tertulis, tetapi telah mengetahui menge­nai apa masalahnya. Hal ini sudahlah cukup dalam membaca terarah ini. De­ngan membaca di sana-sini beberapa kalimat, Anda mendapatkan kesan da­lam suasana bagaimana buku ini ditulis. Apakah secara teratur atau sangat umum; teoretis atau praktis. Anda me­ngetahui juga apakah di dalamnya ter­dapat daftar-daftar atau gambar-gam­bar. Pendeknya, Anda mendapat kesan tentang buku itu dan apakah Anda akan menyenanginya atau tidak.
  6. Adalah penting untuk lebih intensif membolak-balik pada bab yang ter­akhir. Kerap di situ terdapat kesimpul­an-kesimpulan. Anda akan mendapat kesan apa yang dicapai penulis dengan bukunya.

Semua ini dapat dilakukan dalam waktu 15 menit. Bila Anda mengikuti keenam langkah tersebut di atas, maka dalam waktu yang singkat Anda telah agak banyak me­ngetahui tentang suatu buku. Misalnya An­da akan tahu apakah buku itu membantu Anda dalam menyusun skripsi.

2. Membaca Sepintas

Pada membaca sepintas, yang diutama­kan adalah Anda harus mengerti pikiran pokok tiap bab dalam buku itu. Anda perlu berbuat lebih banyak daripada waktu mem­baca terarah. Pada membaca terarah Anda hanya ingin tahu apa yang dipersoalkan dalam buku itu. Sedangkan pada membaca sepintas, persoalannya terletak apakah An­da mengerti gagasan pokok apa yang sebe­narnya dalam buku itu. Maka di sini Anda harus dapat menemukan inti dari tiap ali­nea. Kerjakanlah sebagai berikut:

  • Periksalah alinea pertama pada tiap bab atau paragraf. Bacalah alinea itu secara keseluruhan, karena ini merupakan pen­dahuluan dari bab itu.
  • Bacalah alinea terakhir dari suatu bab, karena di sini terangkum kesimpulan­nya.
  • Bacalah dari alinea yang berada di te­ngah-tengah kalimat-kalimat pertama dan terakhir.
  • Perhatikan kata-kata yang digarisbawahi dan kata-kata yang dicetak dengan cara lain. Kata-kata ini memberikan petun­juk-petunjuk atau tanda-tanda yang khusus.

Dengan jalan ini Anda segera mengetahui titik-titik penting dari sebuah buku.

3. Membaca Mencari

Membaca ini adalahg diutamakan mencari nama-nama, atau angka-angka tertentu. Anda ingin menjawab suatu pertanyaan tertentu. Anda mencari jawabannya dalam buku itu. Anda memeriksa dalam buku itu di mana ada kemungkinannya. Pikiran Anda terpu­sat tentang keterangan yang ingin Anda cari. Bagaimana melakukan hal itu? Begini caranya!

  • Tentukan pada diri Anda apa yang ingin Anda cari.
  • Cobalah cari dalam bab mana jawaban Anda ini dapat ditemukan, coba teliti daftar isi buku itu.
  • Lihatlah pada halaman-halaman di mana mungkin Anda menemukan nama, ang­ka, atau jalan pikiran yang Anda cari.
  • Bilamana Anda telah menemukan yang Anda cari, bacalah teks sekelilingnya juga.

4. Membaca Belajar

Bila Anda ingin mengetahui dan meng­ingat hal-hal yang penting dan detail dari sebuah buku, maka Anda harus membaca belajar.Membaca belajar mempunyai tujuan untuk suatu permohonan dan mengingat suatu teks. Ini juga bukan berarti Anda harus hafal teks itu di luar kepala. Masalahnya ialah Anda perlu mempunyai pandangan

mengenai susunan buku itu. Barulah Anda dapat meresapi hal-hal yang baru. Dan meresapi berarti Anda mengetahui masa­lahnya benar-benar. Untuk ini Anda perlu membaca teksnya kalimat demi kalimat.

Teknik ini Anda perlukan apabila Anda membaca buku-buku wajib untuk menghadapi tentamen

Apakah yang Anda akan lakukan dalam membaca belajar?

  1. Arahkan pandangan Anda pada keselu­ruhan hal.
  2. Bacalah dengan seksama. Buatlah catat­an dan garis bawahi kata-kata tertentu (tentu kalau buku itu milik Anda sendi­ri). Bilamana Anda telah selesai memba­ca satu bab, bacalah hal itu kembali dan perhatikan khusus hal-hal pokoknya.
  3. Apabila buku itu secara demikian telah selesai Anda baca, maka bacalah buku itu sekali lagi secara sepintas (lihat juga metode Belajar Mendalam nanti).

Secara terinci akan diuraikan kembali dalam perincian sebagai berikut:

  1. Janganlah sekaligus membaca buku de­ngan cara membaca belajar. Usahakan agar Anda mendapat pandangan umum dahulu dari sebuah buku. Anda harus tahu apa yang akan Anda hadapi, sebab kalau tidak, Anda akan tidak mempu­nyai arah dan kerja Anda akan tidak teratur, karena Anda tidak mengerti apa yang Anda perlu ketahui. Mulailah de­ngan pengarahan. Lakukanlah seperti yang telah diuraikan sebelum ini.
  2. Setelah mengadakan pengarahan, Anda ketahui apa isi buku itu. Sekarang Anda pelajari buku itu bagian demi bagian. Suatu bagian dapat merupakan suatu penjelasan bagian yang lain.

Sekali lagi beberapa petunjuk untuk Anda tentang membaca belajar:

  • Anda harus menggarisbawahi bila Anda telah membaca satu alinea.
  • Jangan terlalu banyak menggarisbawahi, hal ini malahan tidak memperjelas.
  • Bilamana Anda membuat catatan, guna­kanlah kata-kata Anda sendiri.
  • Kadang-kadang memberi nomor pada sisi halaman merupakan bantuan yang baik. Bilamana penulis memberikan tiga contoh tuliskanlah, contoh 1, contoh 2, dan contoh 3. Anda membuat tanda­tanda yang segera menunjukkan pada waktu Anda membaca ulang dan sekali­gus menunjukkan susunannya.
  • Kadang-kadang berguna bagi Anda un­tuk membuat bagan mengenai susunan buku itu.
  • Apabila Anda akan membuat suatu ring­kasan mengenai suatu buku, maka untuk itu ada petunjuk-petunjuk lain. Untuk itu akan kita bahas dalam bagian lain dalam bab ini.

5. Membaca Kritis

Pada membaca kritis, Anda melangkah lebih lanjut dari keempat teknik membaca yang dibicarakan sebelumnya. Anda tidak hanya mencoba untuk dapat mengerti dan mengingat. Anda juga menilai tentang ba­han bacaan itu. Anda membaca keterangan yang Anda dapat clan membuat reaksi terha­dapnya. Anda berpikir secara kritis tentang apa yang Anda baca dan selanjutnya meni­lai, sampai sejauh mana Anda menyetujui pikiran penulisnya.

Untuk dapat membaca kritis, Anda mengerti isi buku itu terlebih dahuli mudian Anda harus menyelidiki me penulis sampai pada kesimpulannya. Selanjutnya Anda teliti apakah Anda dapat menemukan hal-hal yang tidak benar atau pemikiran yang tidak cocok. Untuk dapat baca kritis suatu buku, Anda perlu membaca buku itu sekali lagi, setelah Anda i bacanya secara teliti.


TEKNIK MENGIKUTI KULIAH DENGAN BAIK


Sumber : Ad Rooijakkers (1987) Cara Belajar di Perguruan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama (GPU)

Marilah kita bicarakan segala sesuatu yang perlu diperhatikan bila mengikuti kuliah. Ada  beberapa petunjuk yang ba­rangkali berguna serta dapat membantu Anda. Apalagi kalau Anda mengikuti kuliah di universitas atau akademi, Anda seyogia­nyalah membiasakan diri dengan suatu cara baru dalam mengikuti pendidikan. Anda harus mencari sendiri bagaimana caranya untuk menyerap apa yang dikuliahkan oleh para dosen. Persoalannya, agar Anda tahu dan mengingatnya pada waktu tentamen. Bila Anda telah dapat membiasakan diri dengan cara belajar yang efektif, berarti Anda akan menghemat waktu belajar.

Marilah kita bicarakan beberapa persoal­an berikut:

  1. bagaimana Anda mengikuti kuliah;
  2. bagaimana Anda membuat catatan;
  3. bagaimana menyusun pertanyaan;

A. BAGAIMANA CARA MENGIKUTI KULIAH

Mengikuti suatu perkuliahan hanya akan berhasil bila Anda berminat sungguh-sung­guh ingin belajar sesuatu. Bila tidak demi­kian halnya, lebih baik Anda berada di rumah saja. Segala sesuatu yang akan saya bicarakan mengenai cara mengikuti kuliah adalah semata-mata hanya petunjuk belaka. Anda sendirilah yang menentukan apa dan bagaimana melakukannya. Semoga petun­juk ini berguna untuk menghindari segala kekecewaan yang mungkin akan menimpa Anda nanti. Banyak mahasiswa yang ter­lambat mengetahui bahwa cara kerjanya adalah keliru. Dengan membaca buku ini, saya harap Anda akan memaksa diri untuk segera memulai bekerja dengan cara yang benar-benar telah dipikir dengan baik-baik sebelumnya.

Usahakan agar Anda hadir pada waktu kuliah dimulai. Bila Anda datang terlambat, selain mengganggu dosen, Anda pun tidak mengikuti pendahuluan yang ia terangkan. Padahal dalam bagian pendahuluan, kecua­li dosen mencoba menguraikan hubungan­nya dengan kuliah yang lalu, juga menjelas­kannya lebih lanjut. Ada beberapa saat yang Anda perlukan sebelum mengetahui ten­tang masalah yang dikuliahkan. Cobalah Anda duduk pada tempat yang terbaik dalam ruangan kuliah. Usahakan agar Anda dapat melihat dengan jelas apa yang tertulis di papan tulis. Apalagi sangatlah penting untuk dapat mendengar apa yang dikatakan oleh dosen. Bila Anda duduk di tempat, di mana Anda tidak dapat mendengar, maka Anda akan mudah tergoda untuk berbicara dengan orang-orang di sekitar Anda. Aki­batnya adalah Anda sama sekali tidak dapat mengikuti perkuliahan dari dosen tersebut. Anda tidak akan mendapat gangguan, bila Anda duduk di tempat yang baik. Suatu keuntungan lain adalah bahwa Anda dapat mendengar dengan jelas pertanyaan-perta­nyaan yang diajukan. Bilamana Anda mem­perhatikan setiap pertanyaan rekan maha­siswa lain serta mendengarkan bagaimana pertanyaan dijawab, maka ini berarti Anda sudah turut juga belajar.

B. BAGAIMANA ANDA MEMBUAT CATATAN

Kebanyakan mahasiswa membuat catat­annya pada lembaran kertas yang lepas. Akibatnya, bila mereka nanti mempersiap­kan tentamen mungkin ada lembaran-lem­baran, yang hilang. Mulailah dengan buku tulis yang baik atau dengan map-tulis. Tulis­lah nama mata kuliah dari dosen tertentu. Mulailah tiap kuliah dengan menuliskan tanggal dan baru kemudian membuat catat­an. Tulislah keterangan bila Anda pernah tidak mengikuti salah satu kuliah. Anda dapat membuat catatan kuliah dengan ber­bagai jenis. Anda dapat mencoba untuk menuliskan apa yang diucapkan dosen. Bagaimana Anda mengerjakan tergantung dari keadaan. Bilamana seorang dosen memberikan diktat tentang kuliahnya, ma­ka tidak perlu Anda membuat suatu catatan yang terinci.

Usahakan untuk mendapat keterangan apakah untuk suatu kuliah ada diktatnya atau tidak. Hal demikian dapat Anda tanya­kan kepada dosen yang bersangkutan. Bila­mana seorang dosen untuk kuliahnya tidak mengeluarkan diktat, berarti Anda perlu membuat catatan yang agak terinci. Keba­nyakan mahasiswa selama kuliah asyik me­nulis. Mereka menulis apa saja yang mereka dengar. Mereka tidak berpikir tentang apa yang dijelaskan, mereka hanya menulis saja. Ini berarti mereka menunda untuk berpikir. Seorang mahasiswa yang berbuat demikian artinya hanya mau mengutip saja dan tidak memaksa diri untuk mengolah isi mata kuliah. Barulah bilamana Anda mengolah mata kuliah, Anda dapat me­ngerti masalahnya. Akan tetapi bilamana Anda menunda pengolahan mata kuliah ini, sampai dekat tentamen, maka hal ini tidak akan berhasil. Seorang mahasiswa harus berbuat lebih daripada hanya sekadar mengutip sesuatu dalam otaknya. Ia harus mengerti, sebab kalau tidak, berarti ia bu­kan mahasiswa pada sebuah universitas. Paksakan diri Anda agar sampai PADA TARAF INI, YAITU BEKERJA DENGAN PIKIRAN KITA. Bagaimana melakukan­nya?

Selama kuliah jangan hanya sekedar men­catat, akan tetapi berusahalah untuk me­ngerti apa yang dikatakan oleh dosen! Bila­mana Anda mengetahui strukturnya, yakni susunan tentang apa yang diuraikannya, maka berarti telah menempuh jalan yang benar. Anda dapat mencatat beberapa kata dari apa saja yang telah diuraikan oleh dosen. Kemudian dari beberapa kata yang Anda tulis, Anda dapat mengingat kembali hal-hal yang dbelaskan itu. Ini dapat Anda lakukan karena selama mengikuti kuliah Anda telah mencoba untuk mengetahui mengenai apa yang dikuliahkan, tetapi cara kerja ini tentu tidak selalu dapat Anda lakukan. Bila seorang dosen menjelaskan suatu pengertian mengenai suatu definisi, maka hal itu harus Anda tulis. Juga bilama­na ada bagan-bagan ditulis di papan tulis, harus dikutip seluruhnya. Bilamana dalam satu mata kuliah digunakan suatu perhi­tungan, maka ini berarti bahwa hal tersebut harus dikutip seluruhnya, akan tetapi setiap penjelasan dosen, akan dapat Anda pahami, walaupun ditulis dengan beberapa kata saja.

Gunakanlah lebih banyak waktu untuk memikirkan kata-kata dosen daripada menulisnya

Bila Anda ingin bekerja secara ideal, maka untuk satu jam mata kuliah yang telah Anda ikuti sesampainya di rumah masih diperlukan waktu lagi untuk menelaahnya. Anda harus mempelajari kembali catatan yang telah Anda buat sewaktu kuliah. Bila ini dilakukan pada hari itu juga, maka daya ingat tentang mata kuliah tadi masih segar. Anda tanpa susah payah akan dapat meng­uraikan secara panjang lebar tanpa kehi­langan garis uraian berdasarkan catatan singkat yang Anda buat. Dengan cara demi­kian Anda sudah dapat merekam kembali tiap bagian kuliah yang Anda ketahui de­ngan baik. Pada waktu Anda menghadapi tentamen maka sudahlah mudah, karena segala sesuatu mengenai mata kuliah itu telah pernah Anda resapi serta mengerti. Dengan jalan seperti ini maka belajar telah menjadi suatu hal yang sangat me­nyenangkan.

Akan tetapi … tidaklah mudah untuk tiap hari menelaah kembali tiap mata kuliah yang Anda telah ikuti. Anda harus mengeta­hui kenyataan dapat mengukur diri sendiri. Coba pilih dua atau tiga mata kuliah tiap semester yang Anda rasa agak sukar bagi Anda, tetapi merupakan mata kuliah pen­ting. Saya kira dengan cara demikian ba­nyak yang Anda peroleh. Pendek kata, jalan yang ideal adalah cara sebagai berikut:

  • Cobalah pada waktu mengikuti kuliah, mengerti sebanyak mungkin dan buatlah catatan singkat dari apa yang Anda keta­hui. Janganlah hanya duduk dan me­nulis saja, sebab dengan demikian belum merupakan jaminan bahwa Anda telah belajar.
  • Haruslah Anda tulis semua definisi, ba­gan-bagan, dan kalkulasi-kalkulasi.
  • Kerjakanlah dua atau tiga macam kuliah penting pada hari itu juga dengan mem­buka kembali catatan Anda hari itu. Usahakan untuk mengerti sebanyak mungkin. Dengan demikian Anda akan memperoleh cara yang menyenangkan dalam menghadapi setiap tentamen.

Dengan cara demikian berarti Anda juga meningkatkan kemungkinan belajar de­ngan berhasil. Anda akan lebih cepat me­nyelesaikan studi Anda, tanpa banyak mengalami ujian-ujian ulangan. Anda pun akan memiliki kesenangan belajar. Maka belajar akan menjadi pengalaman yang me­nyenangkan dalam hidup Anda.

Bagi beberapa mahasiswa, belajar bersa­ma adalah hal yang penting. Kalau Anda merasa, bahwa Anda tidak mempunyai keyakinan yang kuat untuk selalu berhasil, maka Anda perlu bekerja sama dengan mahasiswa lain. Berkumpullah setelah ku­liah untuk bersama membahas catatan-ca­tatan. Anda terpaksa untuk bekerja sung­guh-sungguh. Lagi pula ada keuntungan lain: dengan membicarakannya bersama beberapa teman, maka Anda dapat mem­perbaiki penafsiran yang salah mengenai isi kuliah. Dengan membicarakan bahan ku­liah Anda pun dapat meneliti hal-hal mana yang Anda belum mengerti dengan baik. Kalau di antara rekan Anda terdapat perbe­daan pendapat tentang apa yang dimaksud dosen mengenai mata kuliah, maka pada kesempatan yang berikut dapat ditanyakan. Dengan cara demikian Anda baru belajar dengan disertai pengertian. Persiapan nan­tinya untuk menghadapi tentamen sudah dipermudah. Semua pemikiran untuk itu telah dipersiapkan sejak sekarang.

C. BAGAIMANA CARA MENGAJUKAN PERTANYAAN

Kebanyakan mahasiswa segan untuk mengajukan pertanyaan pada waktu meng­ikuti kuliah. Hal ini dapat dimengerti. Bila­mana Anda pada waktu kuliah tidak me­ngerti sesuatu, mungkin Anda tidak sekali­gus tahu, mengapa Anda sampai tidak me­mahaminya. Mungkin Anda kurang perhati­an dan bila Anda mengajukan pertanyaan mungkin pertanyaan itu nampaknya akan menunjukkan kebodohan Anda. Anda sen­dirilah dalam ruang kuliah yang mengha­dapi masalah ini. Dalam hal ini, Anda hanya menunggu apa yang akan terjadi kemudian. Lain persoalannya bila Anda mengikuti kuliah dengan seksama. Mungkin Anda dalam membuat catatan singkat, mendapat­kan suatu hal yang Anda tidak tahu pasti. Hal ini terjadi bukan karena Anda tidak mengikuti jalannya pembukaan, tetapi ka­rena cara berpikir Anda tidak sejalan de­ngan jalan pikiran dosen, walaupun Anda memang berusaha untuk sedapat mungkin memahaminya. Pertanyaan yang Anda aju­kan harus berbentuk pertanyaan yang baik. Pertanyaan inilah yang Anda ajukan kepada dosen. Mungkin pula beberapa mahasiswa juga akan mengajukan pertanyaan yang sama. Akan menguntungkan banyak pihak bila Anda mau mendesak dosen untuk memberi penjelasan tambahan yang lebih gamblang. Bilamana Anda mengajukan per­tanyaan pada saat yang tepat, tentu tidak akan ada seorang dosen pun yang merasa dirinya terganggu oleh pertanyaan Anda. Janganlah Anda bertanya pada waktu di­adakan suatu penjelasan, tetapi tunggulah pada saat yang baik. Kebanyakan dosen akan memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk bertanya. Inilah suatu kesempatan yang sangat baik. Walaupun dosen tidak memberi kesempatan untuk bertanya, tetapi ada saat-saat tertentu yang tanpa mengganggu jalan kuliah, Anda toh dapat mengajukan pertanyaan.

Dengarkanlah jawabannya dengan seksa­ma dan teliti apakah masalahnya menjadi jelas bagi Anda. Jika tidak demikian halnya, lanjutkan dengan pertanyaan lain sampai segala sesuatunya jelas benar. Buatlah ca­tatan singkat tentang pertanyaan Anda, demikian juga tentang jawaban yang diberi­kan oleh dosen. Jangan lupa bahwa Anda juga dapat banyak belajar dari pertanyaan yang diajukan oleh rekan Anda. Bilamana tidak, berarti penting juga untuk mende­ngarkan jawaban pertanyaan itu.

Bilamana Anda mengajukan pertanyaan dengan sopan clan hormat serta dengan cara yang baik, maka pertanyaan dapat saja diajukan dalam waktu kuliah sedang ber­jalan. Akan tetapi beberapa orang dosen tidak senang kuliahnya diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan clan hal ini segera akan Anda ketahui. Barangkali pada dosen­dosen semacam ini pertanyaan seyogianya diajukan setelah kuliah selesai. Setelah ku­liah selesai Anda mendatanginya untuk mengajukan pertanyaan Anda. Janganlah Anda lupa membuat catatan. Mungkin ada baiknya mengajukan pertanyaan itu secara tertulis. Dengan cara ini Anda sebagai pena­nya tidak diketahui oleh teman-teman lain. Dengan pertanyaan tertulis demikian, ber­arti Anda memberikan kesempatan pada dosen agar pada kesempatan berikutnya dapat memberikan jawaban, yang mungkin diperlukan oleh orang-orang yang memiliki pertanyaan yang serupa. Janganlah lupa bahwa suatu pertanyaan yang baik, tentu berguna pula bagi semuanya.

Apabila bahan kuliah itu sangat sukar, cobalah bersama dengan beberapa teman untuk meneliti persoalan mana yang sukar. Dengan jalan demikian, Anda akan dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan baik li­san maupun tulisan dan mengajukannya kepada dosen. Kebanyakan mahasiswa ti­dak sampai punya pikiran untuk, setelah kuliah selesai, melakukan hal tersebut. Ten­tu saja hal ini tidak selalu dapat dilakukan. Karena masih banyak hal yang harus diker­jakan dan Anda perlu juga istirahat. Akan tetapi bilamana Anda dengan suatu usaha dapat lebih mudah menghadapi tentamen Anda dengan berhasil, maka usaha itu kira­nya tidak sia-sia. Hal itu pasti bermanfaat sekali.

Sekian dulu uraian mengenai bagaimana mengikuti kuliah. Bila materi itu disingkat akan terdiri dari beberapa pokok persoalan yang meliputi masalah-masalah sebagai berikut:

  1. Bila Anda mengikuti kuliah, usahakan duduk di tempat yang baik, sehingga Anda dapat melihat dan mendengar secara baik.
  2. Buatlah catatan dengan tulisan yang jelas dan tidak pada lembaran kertas yang lepas, yang mudah hilang.
  3. Janganlah menulis semuanya, tapi pi­kirkanlah mengenai hal apa yang diper­masalahkan oleh dosen. Tuangkan pe­ngetahuan Anda pada catatan singkat.
  4. Kerjakanlah dua atau tiga mata kuliah penting, segera setelah kuliah selesai. Dengan demikian Anda memeriksa diri dan mempermudah persiapan tentamen Anda kemudian.
  5. Bila mata kuliahnya terasa sulit, adakan diskusi dengan kelompok kecil antara beberapa teman mahasiswa.
  6. Ajukan pertanyaan dalam waktu kuliah, tetapi lakukan hal itu pada saat-saat yang tidak mengganggu.
  7. Janganlah mengajukan pertanyaan yang disebabkan Anda tidak memper­hatikan kuliah dengan baik, sehingga tidak mengetahui persoalannya.
  8. Ajukan pertanyaan Anda selama atau sesudah kuliah. Anda juga dapat meng­ajukan pertanyaan tertulis.
  9. Selesaikan tugas yang dibebankan kepada Anda sendiri mungkin setelah di­berikan. Ini akan sangat membantu An­da dalam menghadapi tentamen nan­tinya.
  10. Usahakan mendapat tugas yang opera­sional, dari seorang asisten. Haruslah jelas benar apa yang Anda mesti laku­kan; dengan sarana apa Anda boleh melaksanakannya dan bilamana peker­jaan harus selesai.
  11. Usahakan agar semua perjanjian Anda tepati. Datanglah selalu tepat pada wak­tunya.

 


SISTEM PENDIDIKAN DAN KURIKULUM


Satuan Kredit Semester

Satuan Kredit Semester adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan:

  • besarnya beban studi mahasiswa,
  • besarnya pengakuan atas keberhasilan kumulatif bagi suatu program tertentu,
  • besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi tenaga-tenaga pengajar.

Tujuan penerapan sistem SKS di Perguruan Tinggi

Tujuan Sistem SKS adalah :

  1. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat belajar untuk dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
  2. Untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat mengambil mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
  3. Untuk memberikan kemungkinan agar sistem pendidikan dengan input dan output jamak dapat dilaksanakan.
  4. Untuk mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan perubahan permintaan stakeholder dan perkembangan ilmu dan teknologi.
  5. Untuk memberikan kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.
  6. Untuk memungkinkan transfer (pengalihan) kredit antar jurusan, antar bagian, atau antar fakultas dalam suatu Perguruan Tinggi.
  7. Untuk memungkinkan perpindahan mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang satu ke Perguruan Tinggi yang lain.

Untuk perkuliahan, nilai satu kredit semester ditentukan berdasarkan atas beban kegiatan yang meliputi tiga macam kegiatan per minggu yaitu:

  • 50 menit acara ’”atap muka” terjadwal dengan tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk kuliah.
  • 60 menit acara ”Kegiatan akademik terstruktur”, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal, tetapi direncanakan oleh tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk membuat pekerjaan rumah, tugas atau mengerjakan soal-soal.
  • 60 menit acara ”kegiatan akademik mandiri”, yaitu kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa secara mandiri untuk mendalami, mempersiapkan ujian, misalnya dalam bentuk belajar.

Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar berupa materi ajaran (mata kuliah) yang tersedia bagi pencapaian program studi jenjang tertentu.

PUSTAKA: Ad Rooijakkers (1987) Cara Belajar di Perguruan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama (GPU)


PROSES PEMBELAJARAN dan STUDENT CENTRED LEARNING (SCL)


PROSES PEMBELAJARAN dan STUDENT CENTRE LEARNING (SCL)

Model pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu model pembelajaran konvensional (faculty teaching) atau yang dikenal dengan Teacher Centre Learning (TCL) seperti model kuliah mimbar, kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistim pembelajaran yang konvensional, dimana kompetensi soft skill tersebut sangat membantu lulusan untuk berhasil dalam dunia kerja. Sistim pembelajaran konvensional kurang flexsibel dalam mengakomodasi perkembangan materi perkuliahan karena dosen harus intensif menyesuaikan materi dengan perkembangan teknologi terbaru. Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan dosen dalam menyesuaikan materi perkuliahan dengan perkembangan tersebut, karena dapat dipastikan lulusan akan memiliki kompetensi yang kurang (penguasaan pengetahuan /teknologi terbaru). Sehingga dengan latar belakang tersebut maka pola pembelajaran konvensional atau paradigma Faculty teaching ke Student-Centered Learning (SCL) sangat tepat untuk di implementasikan pada proses pembelajaran.

PROSES PEMBELAJARAN

Komponen  pembelajaran meliputi input,  proses,  output,  outcome,  dan  impact. Input terdiri dari mahasiswa (dengan berbagai atribut yang melekat padanya), kurikulum, dan fasilitas (dosen, gedung, laboratorium, perpustakaan, dana). Proses pembelajaran melibatkan mahasiswa, dosen, staf pendukung, kurikulum, fasilitas, dan peluang. Output dapat diukur dari IPK, proporsi lulusan, lama studi, dan waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan. Outcome dicirikan oleh kriteria kompetensi lulusan yang harus dikuasai dan dilaksanakan olehnya; kriteria ini melekat pada tujuan pembelajaran dari masing-masing program studi. Impact dapat diukur, dilihat, atau digali dari komunitas, stake holders, maupun  alumni,  beberapa waktu  setelah  lulusan  bekerja. Walaupun sulit  diukur, dari output, outcome, dan impact dapat diambil manfaatnya untuk perbaikan mutu mahasiswa baru, kurikulum, fasilitas, serta proses pembelajaran itu sendiri.

Proses pembelajaran harus mengacu pada tujuan pendidikan; sementara itu implementasi inovasi pendidikan harus mempertimbangkan tantangan (bukan hambatan) yang selalu muncul sebagai akibat dari upaya pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Tiffin dan Rajasingham, tujuan pendidikan adalah  “ ….providing assistance to learners that enables them to achieve levels of development (and efficiency) that they would not be able to achieve by themselves”, dan tantangan pendidikan adalah “ …creating effective learning  environment  and  resources”. Sementara itu, pendidikan mempunyai tujuan sosial, bukan semata-mata  pencapaian pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan tertentu yang bersifat individual.

SPICES

Strategi inovasi pendidikan secara integral meliputi pendekatan student-centered learning, problem-based, integrated curriculum, community oriented, elective program, dan systematic (SPICES). Dari 6 elemen tadi maka   student-centered learning, integrated curriculum,  dan  elective program  merupakan elemen-elemen yang sangat penting dan pelaksanaannya  memerlukan  sumbangsih dan keterlibatan  dari semua pihak  yang   terkait  di dalam proses pendidikan.

STUDENT CENTRED LEARNING (SCL)

Student-centered learning (SCL) is where students work in both groups and individually  to  explore  problems  and become active knowledge workers rather than passive knowledge  recipients. Harmon SW (1996)

Student-centred learning describes ways of thinking about learning and teaching that emphasise student responsibility for such activities as planning learning, interacting with teachers and other students, researching, and assessing learning. Cannon, (2000)

SCL merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan  mahasiswa sebagai peserta didik (subyek) aktif dan mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai adult  learner, bertanggung  jawab  sepenuhnya  atas  pembelajarannya, serta mampu belajar beyond the classroom. Kelak, para alumni diharapkan memiliki dan menghayati karakteristik life-long  learning yang menguasai hard skills, soft skills, dan life-skills yang saling mendukung. Di sisi lain, para dosen beralih fungsi, dari pengajar menjadi mitra pembelajaran maupun sebagai fasilitator  (from mentor  in  the center  to guide on the side).

Materi dan model   penyampaian pembelajaran dalam SCL secara lengkap meliputi 3  aspek, yaitu (a) isi ilmu pengetahuan (IPTEK),  (b) sikap  mental dan etika yang dikembangkan,  dan  (c) nilai-nilai yang diinternalisasikan  kepada para mahasiswa. Di dalam proses SCL terdapat hubungan “tarik-menarik” antara learner support dan learner control.

Taksonomi intelligent tutoring systems meliputi hubungan fungsional dosen terhadap mahasiswa (tutor, penasihat, kritik, memberi bantuan, konsultan, agen) dan aktivitas dosen (mengajar, membimbing, memberi visualisasi, menjelaskan, memberi kritik, beradu pendapat, dan bahkan “menghambat ”). Memperhatikan taksonomi tadi maka dosen yang terlibat di dalam proses pembelajaran yang berorientasi SCL perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan proses yang sedang berjalan. Di lain pihak, penanggung jawab institusi terdepan perlu memperhatikan seluruh aspek yang terkait dan terlibat dalam proses pembelajaran (lihat gambar) agar seluruh kebijakan (policy) didasarkan untuk menjamin  terselenggaranya proses pembelajaran secara kondusif, efisien, dan efektif. Didalam proses SCL bukan hanya kompetensi dosen yang harus meningkat, tetapi perubahan paradigma dan mindset adalah merupakan hal utama. Berkaitan dengan perubahan mindset, Jordan & Spencer menyatakan bahwa  “… student-centered learning demands that not only that teachers are experts in their fields but also – and more importantly -that they understand how people learn”. Lebih jauh Harmon dan Hirumi menegaskan bahwa “ …because of new emerging technologies such as networking and rapid access to vast stores of knowledge, the students can become active seekers rather than passive

recipients to knowledge”.

Gambaran lain tentang perbedaan antara traditional teaching (Teaching Centre Learning) dan Student-Centered Learning adalah sebagai berikut :

No TRADITIONAL TEACHING (Teaching Centre Learning) NEW LEARNING (Student Centre Learning)
1 Transformasi pengetahuan dari dosen ke Mahasiswa. Mahasiswa aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
2 Mahasiswa menerima pengetahuan secara pasif. Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.
3 Lebih menekankan pada penguasaan materi. Tidaj terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan sikap belajar (life long learning)
4 Single Media. Multimedia.
5 Fungsi dosen pemberi informasi utama dan evaluator. Fungsi dosen sebagai motivator, fasilitator dan evaluator.
6 Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan terpisah. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan berkesinambungan dan terintegrasi.
7 Menekankan pada jawaban yang benar saja. Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan. Kesalahan dapat digunakan sebagai sumber belajar.
8 Sesuai dengan pengembangan ilmu dalam satu disiplin saja. Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan pendekatan interdisipliner.
9 Iklim belajar individual dan kompetitif. Iklim yang dikembangkan bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif.
10 Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran. Mahasiswa dan dosen belajar bersama dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
11 Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran. Mahasiswa melakukan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL.
12 Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran. Penekanan pada pencapaian kompetensi mahasiswa
13 Penekanan pada bagaimana cara dosen melakukan pengajaran. Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa melakukan pembelajaran.
14 Cenderung penekanan pada penguasaan Hard-Skill Mahasiswa Penekanan pada pengusaan Hard Skill dan Soft Skill.

 

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM SCL

Student-Centered Learning memiliki potensi untuk mendorong mahasiswa belajar lebih aktif, mandiri, sesuai dengan irama belajarnya masing-masing, sesuai dengan perkembangan usia peserta didik, irama belajar mahasiswa tersebut perlu dipandu agar terus dinamis dan mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi. Beberapa model pembelajaran SCL adalah sebagai berikut:

Small Group Discussion (SGD)

Metode diskusi merupakan model pembelajaran yang melibatkan antara kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswa atau kelompok mahasiswa dan pengajar untuk menganalisa, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) membuat rancangan bahan diskusi dan aturan diskusi. (2) Menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir sesi diskusi. Sedangkan mahasiswa (1) membentuk kelompok (5 -10) mahasiswa, (2) memilih bahan diskusi, (3) mempresentasikan paper dan mendiskusikannya di kelas.

Role-Play and Simulation

Metode ini berbentuk interaksi antara dua atau lebih mahasiswa tentang suatu topik atau kegiatan dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang sebenarnya. Jadi dengan model ini mahasiswa mempelajari sesuatu (sistem) dengan menggunakan model.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) merancang situasi atau kegiatan yang mirip dengan sesungguhnya, bisa berupa; bermain peran, model, dan komputer, (2) Membahas kinerja mahasiswa. Sedangkan mahasiswa (1) mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan, (2) memperaktekan atau mencoba berbagai model yang telah disiapkan (komputer, prototife, dll).

Discovery Learning

Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar atau penelitian kepada mahasiswa dengan tujuan supaya mahasiswa dapat mencari sendiri jawabannya tampa bantuan pengajar.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) menyediakan data atau metode untuk menelusuri pengetahuan yang akan dipelajari mahasiswa, (2) memeriksa dan memberikan ulasan terhadap hasil belajar mahasiswa. Sedangkan mahasiswa (1) mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan yang baru, (2) Mempresentasikan secara verbal dan non verbal.

Self-Directed Learning

Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar kepada mahasiswa, seperti tugas membaca dan membuat ringkasan.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa, (2) memberikan arahan, bimbingan dan umpan balik kemajuan belajar mahasiswa. Sedangkan mahasiswa (1) merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajar sendiri, (2) inisiatif belajar dari mahasiswa sendiri.

Cooperative Learning

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, mahasiswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) merancang dan memonitor proses belajar mahasiswa, (2) menyiapkan kasus atau masalah untuk diselesaikan mahasiswa secara berkelompok. Sedangkan mahasiswa (1) membahas dan menyimpulkan masalah atau tugas yang diberikan secara berkelompok (2) melakukan koordinasi dalam kelompok.

Contextual Learning (CL)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan mahasiswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran mahasiswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas mahasiswa, mahasiswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh mahasiswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha mahasiswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

Dengan metode ini pengajar harus, (1) menyusun tugas untuk studi mahasiswa terjun di lapangan, (2) menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengkaitkan dengan situasi nyata atau kerja profesional. Sedangkan mahasiswa (1) Melakukan studi lapapangan atau terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori (2) membahas konsep atau teori yang berkaitan dengan situasi nyata.

Problem Based Learning (PBL)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar mahasiswa dapat berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) Merangsang tugas belajar dengan berbagai alternatif metode penyelesaian masalah (2) Sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan mahasiswa (1) Belajar dengan menggali atau mencari informasi (inquiry), serta memamfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual yang sedang dihadapi, (2) Menganalisis strategi pemecahan masalah.

Collaborative Learning (CbL)

Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mencari dan menemukan jawaban sebanyak mungkin, saling berinteraksi untuk menggali semua kemungkinan yang ada.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) Merancang tugas yang bersifat open ended, (2) Sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan mahasiswa (1) Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompok sendiri (2) Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas.

Project Based Learning (PjBL)

Metode pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan mencari sumber pustaka sendiri.

Dengan metode ini pengajar harus, (1) merumuskan tugas dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen, (2) Sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan mahasiswa (1) Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis (2) menun-jukkan kinerja dan mempertanggungjawabkan hasil kerja di forum.

Daftar Pustaka

  1. Atwi Suparman (1997). Desain Instruksional. Pusat Antar Universitas., DIKTI
  2. Ary Ginanjar Agustian (2002). Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga.
  3. Buku Kerja, (2000), Ancangan Aplikasi Peningkatan Proses Belajar Mengajar, APTIK
  4. Burton, L (1993). The Constructivist Classroom Education in Profile. Perth: Edith Cowan University.
  5. Buzan, Tony (1989). Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin Books.
  6. Cord (2001). What is Contextual Learning. WWI Publishing Texas: Waco.
  7. De Porter, Bobbi (1992). Quantum Learning. New York: Dell Publishing.
  8. Ditdik SLTP (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL). Jakarta.:Depdiknas.
  9. Erman, S.Ar., dkk. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-FPMIPA.
  10. Fischer G , Palen L. Learner-centered design: beyond “gift -wrapping”. Center forLifelong Learning & DesignUniversity of Colorado at Boulder 1999.
  11. Siswomihardjo  KW.  Kearifan  Guru  Besar  dalam  perspektif  normatif  dan aktualitasnya.  Focus  Group  Discussion:  Kearifan  Guru  besar,  Keteladanan / Budaya Panutan; Universitas Gadjah M ada, 29 Oktober 2004.
  12. Cook  J,  Cook  L.  How  technology  enhances  the quality  of  student -centered learning. Quality Progress 1998;31(7):59-63.
  13. Gardner, Howard (1985). Frame of Mind: The Theory of Multiple Ilntelligences. New York: Basic Bools.
  14. Goleman, Daniel (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
  15. Harsono, (2004),  Kearifan dalam transformasi pembelajaran: dari teacher-centered ke student-centered learning, Makalah Seminar Implementasi nilai kearifan  dalam  proses pembelajaran berorientasi student-centered learning UGM.
  16. Materi Pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (2008), Model Pembelajaran, DIKTI.